Pasar Wadai Banjarmasin: Tempat Kuliner Ramadan yang Selalu Dirindukan

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Menjelang waktu berbuka puasa, kawasan 0 kilometer Banjarmasin berubah menjadi lautan manusia sejak didirikannya Pasar Wadai, yang selalu hadir setiap bulan Ramadan.

Pasar itu menyajikan beragam kuliner khas Banjar yang menggoda selera. Aroma manis kue tradisional, harum santan yang mendidih, dan wangi rempah-rempah dari masakan khas berpadu memenuhi udara.

Tidak hanya sekadar tempat berburu makanan, Pasar Wadai telah menjadi bagian dari tradisi dan identitas masyarakat Banjar. Tahun ini, pemerintah kota menyiapkan lokasi strategis di depan gedung Gubernur lama, semakin memudahkan warga dan wisatawan untuk menikmati pesona kuliner khas Ramadan.

Begitu memasuki area pasar, jejeran tenda dengan spanduk warna-warni mencolok menyambut para pengunjung.

Di setiap sudut, asap tipis mengepul dari wajan-wajan besar, tempat pedagang meletakan makanan atau menata bingka yang baru keluar.

“Alhamdulillah, tahun ini ramai sekali,” ujar Nurhayati, seorang pedagang yang telah berjualan di Pasar Wadai lebih dari 10 tahun, Rabu (12/3/2025).

Menurutnya, yang datang bukan hanya untuk belanja, tapi juga menikmati suasana Ramadan.

Di antara deretan penjual, seorang ibu tampak tersenyum sambil menyodorkan amparan tatak kepada pelanggan.

Baca Juga : Kapolresta Banjarmasin Turun Langsung Atur Lalu Lintas, Pastikan Pasar Wadai Aman dan Kondusif

Baca Juga : Ingatkan Kewaspadaan Masyarakat Tentang Kebakaran, Pemko Banjarmasin Terus Cari Solusi Pencegahan

Anak-anak kecil berlari kecil mendekati meja penuh dengan lupis bertabur kelapa parut dan gula merah kental.

Bau pandan dari kue-kue tradisional semakin menggugah selera, membuat siapa saja ingin segera mencicipinya.

Pasar Wadai bukan hanya sekadar tempat jual beli. Lebih dari itu, pasar ini adalah tempat berkumpulnya keluarga, sahabat, dan perantau yang ingin merasakan atmosfer Ramadan khas Banjarmasin.

“Bagi kami, ini lebih dari sekadar mencari rezeki sekaligus menjajakan kuliner Banjar agar orang banyak tahu,” kata Siti Rahma, seorang pedagang amparan tatak di pasar wadai tersebut.

Setiap sudut Pasar Wadai menghadirkan cerita. Seorang ayah tampak membimbing anaknya memilih kue, sepasang muda-mudi berbincang sambil menyeruput es kelapa muda, sementara pengunjung lainnya tampak bingung memilih makanan

Ketika matahari mulai tenggelam, suara azan magrib berkumandang. Para pengunjung yang telah mendapatkan hidangan berbuka mulai mencari tempat untuk menikmati makanan mereka.

Beberapa memilih duduk dan berbuka di tepi Sungai Martapura, menikmati hembusan angin sore yang menyejukkan. (airlangga)

Ediror: Abadi