MARTAPURA,klikkalsel.com – Awalnya dikira hanya sebuah tempat tak berpenghuni, karena kondisinya sangat memprihatinkan dan sangat tak layak. Ternyata saat diberi ucapan salam, dari dalam gubuk reot yang ada di tepi Jalan A Yani Km 12, Banjar tersebut terdengar jawaban salam.
Seketika itu pula seorang nenek renta masih menggunakan mukena buru-buru ke luar dari dalam gubuk yang hanya dibalut dinding plastik dan seng karatan tersebut.
Mulia nama perempuan lansia tersebut, rupanya ia hidup sendiri di sebuah gubuk berukuran 3 x 3 meter beratap terpal bekas yang sudah penuh lubang.
Dari penuturannya, diketahui perempuan usia 70 tahun tersebut bertahun-tahun tinggal di gubuk yang sempit dan bau apek itu. Dalam gubuk itu tak ada harta benda yang berharga, hanya kasur lapuk, radio butut dan keperluan memasak yang ada.
Menyedihkan lagi, sejak berdiam di gubuk itu, Mulia tidak pernah memiliki lampu penerangan listrik . Selain itu, gubuk yang ditempatinya tak ada kamar, kamar mandi ataupun toilet.
Mulia awalnya bekerja sebagai petani penggarap yang bekerja mengambil upah menanam padi di sekitar gubuk yang ditinggalinya. Namun karena badannya yang mulai lapuk, ia tak sanggup lagi bekerja.
Walau begitu, Mulia tidak pernah mengemis belas kasihan orang lain. “Saya tak kerja lagi dan untuk kebutuhan sehari-hari terkadang ada saja yang datang memberikan rezekinya kepada saya, dan saya tak pernah meminta-minta,” ucapnya, saat berbincang dengan klikkalsel.com, Rabu (6/5/2020).
Selain itu, kata dia, untuk memenuhi kebutuhan menyambung hidup sehari-hari seperti makan, biasanya anak laki-laki tunggalnya yang bekerja buruh lepas dan tinggal di Landasan Ulin, Banjarbaru sesekali menengok dan memberi keperluan pokok.
Walau usia senja, nenek Mulia tetap berpuasa Ramadhan, bahkan menjalani puasa sunat Senin-Kamis. “Sudah 20 tahun lebih saya mengamalkan puasa Senin Kamis. Alhamdulillah diberikan Allah kemampuan berpuasa,” ucapnya.
Abdul Hamid warga sekitar mengatakan, keberadaan Nenek Mulia memang sangat memprihatinkan dimana kondisinya yang sudah renta tapi berdiam di gubuk yang tak layak. Untungnya warga sekitar tekadang memberikan sedikit kebutuhan seperti sembako dan lainnya.
“Orang seperti nenek Mulia hendaknnya menjadi perhatian pemerintah terlebih kondisi sekarang,” kata Hamid. (azka)