Kuasa Hukum Keluarga Juwita Ungkap Tersangka Pembunuhan Sempat Kirim Uang Belasungkawa, Nilainya Rp 2 Juta

Mbareb Slamet Pambudi, Kuasa Hukum keluarga korban Juwita seorang jurnalis yang diduga menjadi korban pembunuhan berencana

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Kuasa hukum keluarga mendiang seorang jurnalis media lokal Banjarbaru, Juwita yang menjadi korban pembunuhan oleh oknum anggota TNI AL Balikpapan, mengungkap adanya pemberian uang belasungkawa dari tersangka dan keluarganya kepada pihak keluarga korban.

Hal ini disampaikan langsung oleh Mbareb Slamet Pambudi, satu diantara kuasa hukum keluarga korban dari AUK (Aliansi untuk Keadilan) Juwita usai mendampingi pemeriksaan saksi di Pomal Banjarmasin, Senin (7/4/2025).

“Uang belasungkawa tersebut dikirimkannya sehari setelah kabar kematian Juwita,” ujarnya.

Dari informasi yang diterima, uang belasungkawa itu diberikan masing-masing sebesar Rp1 juta oleh tersangka dan orangtuanya, sehingga totalnya mencapai Rp2 juta.

Pengiriman dilakukan secara bertahap melalui transfer bank ke satu rekening milik kakak korban.

“Uang itu kami ketahui dikirim sehari setelah korban dikabagakan meninggal, tepatnya pada 23 Maret lalu. Pertama dari tersangka, lalu disusul oleh orang tuanya ke satu nomor rekening milik kaka korban,” jelasnya.

Mbareb menilai pemberian uang tersebut patut dicermati lebih jauh, karena bisa saja menjadi bagian dari strategi tersangka untuk menunjukkan empati, sekaligus sebagai upaya membangun alibi.

“Yang kami lihat, ini bisa saja upaya untuk menciptakan kesan belasungkawa agar mengaburkan keterlibatannya,” tegasnya.

Baca Juga Rekonstruksi Pembunuhan Jurnalis Juwita, Ternyata Korban Dipiting Hingga Tewas

Baca Juga Aksi Kamisan Aliansi Keadilan Untuk Juwita Tuntut Transparansi Kasus

Lebih lanjut, Mbareb menambahkan bahwa keluarga korban tidak akan menggunakan uang tersebut dan berencana mengembalikannya melalui pihak penyidik.

“Kami sepakat uang itu akan dikembalikan. Saat ini masih didiskusikan teknisnya, tapi rencananya pasti akan kami kembalikan lewat penyidik,” jelasnya.

Sebelumnya, Detasemen Polisi Militer (Denpom) Lanal Banjarmasin kembali memeriksa saksi atas kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Juwita yang dilakukan Jumara anggota TNI AL Balikpapan yang merupakan tunangan korban.

Kuasa hukum keluarga korban, Muhammad Pazri saat diwawancarai awak media

Terbaru, dalam proses penyidikan setidaknya sudah ada dua belas saksi yang diperiksa oleh pihak penyidik, tiga diantaranya yakni kakak kandung korban Praja, kakak ipar korban Susi Anggraini, dan kakak kandung korban yang kedua yakni Satria.

Kuasa Hukum Keluarga Korban, Muhammad Pazri, mengatakan untuk agenda hari ini merupakan pemeriksaan lebih lanjut terkait kasus tersebut.

Dimana, yang diperiksa kali ini merupakan saksi baru, yang masih belum pernah diperiksa, baik di pihak Denpom Lanal banjarmasin, maupun pihak kepolisian.

“Total ada sebanyak 31 pertanyaan yang ditanyakan oleh pihak penyidik, untuk pertanyaannya kurang lebih sama seperti dengan yang sebelumnya, masih seputar kronologis awal sampai dengan pasca kejadian,” ujarnya

Pazri memaparkan, terkait permintaan pihak keluarga agar pihak penyidik melakukan tes DNA terhadap cairan yang ada pada kemaluan korban, sudah ada titik terang.

“Itu sudah diproses, renacananya tanggal 10 atau 11 dokternya baru ada, dan baru dikirim ke Jakarta. Mudahan hasilnya bisa kita kawal bersama-sama nantinya,” jelasnya.

“Jadi dari hasil tes DNA itu bisa diketahui, apabila lebih dari 1 orang untuk cairan tersebut, berarti dari penyidik harus melakukan pengembangan,” lanjutnya.

Pazri juga mengungkapkan, dari hasil diskusi dengan pihak penyidik, dapat dipastikan kalau kasus ini merupakan pembunuhan berencana, yang memang sudah direncanakan dengan rapi, sejak sebulan sebelumnya.

“Faktanya kalau ini memang benar-benar sangat direncanakan oleh pelaku, karena itu sangat terlihat mulai dari pelaku memesan tiket, saat rekonstruksi kemaren juga terlihat kalau pelaku menggunakan sarung tangan, beli air untuk membersihkan sidik jari, sampai dengan merekayasa kejadiannya seperti kecelakaan, jadi banyak hal yang benar-benar direncanakan,” pungkasnya. (airlangga)

Editor: Abadi