Krisis Sampah Banjarmasin Belum Teratasi, Walubi Kalsel Gelar Talk Show Cari Solusi

Wakil Walikota Banjarmasin, Ananda saat membuka Talk Show dan tanya jawab yang digelar oleh Walubi Kalsel

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Permasalahan sampah di Banjarmasin hingga sampai saat ini masih belum menemukan formula yang benar-benar bisa mengatasi Tanggap Darurat Sampah ini.

Sejak ditutupnya Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Basirih, oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Banjarmasin harus menghadapi tantangan baru.

Sistem pengelolaan sampah yang selama ini dilakukan di TPA Basirih yakni Open Dumping ternyata dinilai mencemari lingkungan. Hingga beberapa waktu kedepan, tim Indeks resiko pun tengah melakukan penilaian terhadap kondisi TPA Basirih saat ini.

Melihat kondisi Banjarmasin yang saat ini masih belum benar-benar menemukan jalan keluar. Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Kalsel menggelar Talk Show yang bertemakan “Sampah, Masalah, Tantangan dan Harapan” di Bagua Point Banjarmasin.

Dalam Kegiatan tersebut turut dibuka oleh Wakil Walikota Banjarmasin, Ananda, mewakili Walikota Banjarmasin Muhammad Yamin dihadapan para tamu undangan.

Ketua DPD Walubi Kalsel, Drs.Ec. Zulkiplie Tedja, menyampaikan bahwa Ide awalnya karena melihat banyaknya pemberitaan di media sosial dan media mainstream lainnya perihal masalah sampah, darurat sampah, kelola sampah, milah sampah dan sebagainya.

Melihat kondisi tersebut, Walubi Kalsel mengambil peran untuk memfasilitasi forum tanya jawab agar bisa mendapatkan solusi dari permasalahan saat ini.

Kegiatan Talk Show ini juga digelar dengan rangka memperingati Hari Tri Suci Waisak 2569BE/2025, yang akan jatuh pada 12 Mei 2025 mendatang.

“Dari forum ini kita ingin tau bagaimana sih permasalahan sampah ini sebenarnya sampai-sampai TPA Basirih di tutup sementara bahkan hingga ada kemungkinan di tutup total,” ujarnya, Sabtu (3/5/2025).

Dari kegiatan ini juga Walubi menghimpun beberapa ormas lain untuk berkaloborasi menggelar talk show ini, hingga mendapat dukungan sangat baik.

“Maksud dan tujuan kita pada talk show ini adalah untuk mengetahui permasalahan, solusinya bagaimana dan harapan ke depan seperti apa,” terangnya.

“Dari hasil Talk show ini juga di harapkan bisa memberikan solusi, edukasi, dan sosialisasi kepada masyarakat kota Banjarmasin pada umumnya, dan khusus warga ormas yang ikut terlibat dalam Talk Show ini bisa mengetahui, mempraktekkan serta mensosialisasikan. Itu harapan kita dari Walubi,” tambahnya.

Baca Juga : WALHI dan Pecinta Alam Peringati Hari Bumi di Kalsel, Soroti Penolakan Taman Nasional Meratus dan Krisis Sampah Banjarmasin

Baca Juga : Pasar Telawang dan Kawasan Perbudakan Sex Masa Pendudukan Jepang

Ia juga mengatakan bahwa awal yang baik akan ada tindak lanjutnya. “Kami dari Walubi sedang kordinasi dengan teman-teman ormas lain dan forum komunitas lainnya untuk realisasikan dan sosialisasi hasil talk show ini,” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Walikota Banjarmasin, Ananda mengatakan Pemko Banjarmasin mengucapkan terimakasih kelada pengurus Walubi Kalsel yang berkolaborasi dengan sejumlah pihak untuk menyelenggarakan kegiatan Talk Show tersebut.

“Tema yang diangkat sangat relevan dan strategis bagi masa depan daerah kita,” ucapnya.

Menurutnya permasalahan sampah yang saat ini melanda Kota Banjarmasin bukanlah hanyar urusan teknis semata. Tetapi permasalahan ini juga menyangkut perilaku, budaya dan kesadaran kolektif semua masyarakat.

Kota Banjarmasin sebagai kota sungai yang hidup berdampingan dengan lingkungan perairan, tentu persoalan sampah menjadi perhatian yang serius, karena menyangkut dengan wajah kota dan kualitas hidup warganya.

“Karena hal itu, forum ini sangat diharapkan agar bisa menumbuhkan gagasan-gagasan segar, pendekatan kolaboratif dan solusi yang partisipatif,” ujarnya.

“Karena penanganan sampah ini memerlukan keterlibatan dari semua pihak, baik itu Pemerintah, Komunitas, Dunia Usaha, dan Masyarakat tentunya,” tambahnya.

Menurut Ananda, Pemko Banjarmasin hingga sampai saat ini terus bergerak untuk mendorong gerakan pengelolaan sampah dari Sumbernya, dengan menerapkan prinsip, Resuce, Reuse, dan Recycle (3R).

“Kita juga mendukung inovasi teknologi dan edukasi lingkungan yang masif. Tapi upaya itu tidak akan efektif tanpa kesadaran dan semangat gotong royong dari seluruh elemen masyarakat,” jelasnya.

Karena itu, ia berharap kegiatan Talk show yang di gagas oleh Walubi Kalsel ini jangan sampai hanya sebatas forum diskusi semata. Akan tetapi bisa menjadi simbol komitmen bersama mengatasi permasalahan sampah saat ini.

“Mari kita berpartisipasi aktif, karena masa depan lingkungan ini adalah tanggung jawab kita bersama,” pungkasnya. (fachrul)