BANJARMASIN, klikkalsel.com – Kritikan Ketua LSM Masyarakat Memperdulikan Fungsi Sungai (Mamfus), Anang Rosadi, terkait proyek APBN pembangunan revitalisasi kawasan Sekumpul tahap pertama yang viral di media sosial mendapat tanggapan dari Komisi III DPRD Kalsel.
Pasalnya ada tiga permasalahan yang disampaikan oleh Anang Rosadi dalam video akun media sosial miliknya.
Dalam video tersebut, pertama pengerjaan kurang perencanaan dalam pembangunan sistem drainase. Ke dua, pemasangan paving block ukuran besar di jalan trotoar asal-asalan.
Bahkan yang ketiga guiding block yakni garis kuning di atas trotoar sebagai penunjuk jalan bagi para penyandang tuna netra yang melintas hanya menggunakan lem pelekat biasa, bukan permanen seperti biasanya yang ada di trotoar umumnya.
Ketua Komisi III DPRD Kalsel Hasanuddin Murad, menilai pembangunan revitalisasi kawasan sekumpul yang baru selesai dalam pengerjaannya kurang pas.
Baca Juga : Ketua DPRD Kalsel Sampaikan Kuliah Umum Wawasan Kebangsaan di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
Baca Juga : Kemenkumham Kalsel Sampaikan Aplikasi SIHORMON dan Penyuluhan Desa Sadar Hukum ke DPRD Kalsel
“Saya yakin tidak mungkin perencanaannya seperti itu,” ucapnya Rabu (8/6/2022).
Melihat tayangan video viral yang ada di media sosial, pengerjaan trotoar tersebut speknya perlu ditinjau ulang, seperti lantainya, peletakan yang kurang rapi hingga jalur untuk disabilitas.
“Kalau dilihat dari tayangan Spek tehelnya kurang pas, dan karet untuk jalur disabilitas itu seharusnya nempel ke tehel atau menyatu, tapi ini terlihat mudah lepas. Saya yakin pembangunan revitalisasi tersebut, tidak mungkin perencanaannya seperti itu,” bebernya.
Ditambahkan Hasanuddin Murad, revitalisasi tersebut baru saja selesai masih ada waktu untuk memperbaikinya dan harus sesuai dengan speknya.
“Masa trotoar kawasan religi di sekumpul kalah dengan trotoar Banjarmasin,” pungkasnya.
Dalam pengerjaan revitalisasi pada segmen pertama, dilakukan di kawasan simpang 4 lampu merah sampai jembatan irigasi sekumpul Kabupaten Banjar.
Dalam pelaksanaannya menghabiskan anggaran Rp 30 Miliar lebih dari dana APBN tahun 2021.(azka)