BANJARMASIN, klikkalsel.com – Istighfar memiliki makna yang dalam bagi setiap Muslim. Ucapan ‘Astaghfirullah’, yang berarti ‘Aku memohon ampun kepada Allah’, bukan sekadar kata-kata, tetapi juga sarana mendekatkan diri kepada-Nya.
Dalam setiap aktivitas, terutama setelah shalat, istighfar menjadi bentuk refleksi diri dan permohonan ampun atas segala kesalahan yang telah diperbuat.
Menurut Ustadz Mohammad Mobarak, istighfar bukan hanya tentang mengakui kesalahan, tetapi juga memiliki manfaat yang lebih luas.
“Ketika seseorang beristighfar dengan tulus, ia tidak hanya diampuni, tetapi juga mendapatkan ketenangan hati dan pikiran. Allah SWT berjanji dalam Al-Qur’an untuk memberikan ampunan dan rahmat bagi mereka yang senantiasa memohon ampun,” ujarnya, Sabtu (15/3/2025).
Kata ustadz Mohammad Mobarak Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hadid ayat 21; ‘Berlomba-lombalah kamu untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, yang diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah mempunyai karunia yang besar’.
Baca Juga Keutamaan Shalat Jumat dan Hukum Meninggalkannya
“Ayat ini mengingatkan umat Islam untuk tidak menunda-nunda dalam mencari ampunan Allah,” jelasnya.
Istighfar bukan hanya untuk mereka yang merasa telah melakukan dosa besar, tetapi juga bagi siapa saja yang ingin membersihkan hati dari dosa-dosa kecil yang sering dilakukan tanpa sadar.
Ustadz Mohammad Mobarak juga menjelaskan bahwa istighfar tidak hanya sekadar meminta ampun, tetapi juga melibatkan beberapa aspek penting seperti menyesali kesalahan yang telah dilakukan.
“Penyesalan yang tulus adalah langkah pertama dalam beristighfar. Seorang Muslim harus benar-benar sadar akan kesalahannya dan bertekad untuk tidak mengulanginya,” tuturnya.
Kemudian berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan. Janji tersebut harus disertai dengan niat yang kuat.
“Jika seseorang terus berbuat dosa meski telah beristighfar, maka ia belum sepenuhnya memahami makna istighfar yang sebenarnya,” ujarnya.
Lebih jauh, Ustadz menjelaskan keutamaan Istighfar yakni juga dapat menenangkan jiwa dan hati yang tidak hanya sebagai bentuk taubat. Tapi istighfar juga memiliki manfaat psikologis.
“Orang yang banyak beristighfar akan merasakan ketenangan batin. Ia tidak dihantui rasa bersalah yang berlebihan karena ia percaya bahwa Allah Maha Pengampun,” jelasnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, istighfar juga bisa menjadi solusi bagi berbagai masalah. Ada banyak kisah nyata di mana orang yang rutin beristighfar mendapatkan kemudahan dalam hidupnya, baik itu rezeki, kesehatan, atau ketenangan batin.
Oleh karena itu, Istighfar sebaiknya tidak hanya dilakukan saat mengalami kesulitan atau setelah berbuat dosa.
Umat Islam dianjurkan untuk selalu mengucapkannya setiap saat agar hati tetap bersih dan dekat dengan Allah SWT.
“Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: Barang siapa yang membiasakan istighfar, niscaya Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap kesusahan, dan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah),” pungkasnya. (airlangga)
Ediror: Abadi