Kasus Kekerasan Seksual Anak di Banjarmasin Meningkat, Kurang Maksimalnya Pengawasan Orang Tua Diduga Jadi “Biang Kerok”

Kasat Reskrim Polresta Banjarmasin AKP Eru Alsepa

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Dugaan tindak pidana persetubuhan atau pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur di Kota Banjarmasin belakangan ini meningkat. Terbaru, dałam sepekan ini telah terjadi 3 kasus persetubuhan atau pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur yang menyita perhatian publik.

Hak itu kini menjadi atensi bagi pihak kepolisian, khususnya Polresta Banjarmasin.

Hal ini disampaikan Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Sabana Atmojo melalui Kasat Reskrim AKP Eru Alsepa saat press rilis kemarin di Mapolresta Banjarmasin, Senin (3/6/2024).

Terkait maraknya kasus kekerasan seksual tersebut, pihaknya telah berkoordinasi bersama beberapa instansi terkait seperti Perlindungan Perempuan dan Anak, Dinas Sosial, Tim Ahli Psikologi untuk kedepannya dapat bekerja sama dengan Humas Polresta Banjarmasin memberikan penyuluhan kepada masyarakat.

Baca Juga DP3AP2KB Tanbu Sosialisasikan Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

Baca Juga Polisi Tak Temukan Tanda Kekerasan pada Jasad Wanita di Komplek Rahayu

“Untuk mengantisipasi terjadinya kejahatan- kejauhan serupa (pelecehan seksual),” jelasnya.

Oleh karena itu, Eru juga mengajak masyarakat khususnya para orangtua yang memiliki anak perempuan tinggal di Banjarmasin bisa turut mengawasi.

“Diantaranya awasi 3P. Awasi pendidikannya, awasi pergaulannya, dan awasi penggunaan media sosial,” ujarnya.

Pasalnya, dari beberapa kejadian belakangan ini kekerasan seksual tersebut bermula dari perkenalan melalui media sosial dengan orang-orang baru. Setelah itu berlanjut dengan kencan hingga akhirnya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Hal itu ujarnya dapat terjadi ditunjang pendidikan atau pengetahuan yang minim mengenai bahayanya pergaulan bebas.

“Pendidikan pergaulan bebas ini sangat penting, tidak hanya untuk anak anak tapi juga orang dewasa. Sebab dalam pergaulan bebas itu juga ada beberapa dampak penyakit-penyakit yang merugikan serta terkait tentang kejahatan seksual,” tuturnya.

Oleh karena itu, menurutnya sangat penting pengetahuan tentang bagaimana cara untuk mengantisipasi hal-hal tersebut.

Disamping itu, peran serta orangtua untuk mengawasi pergaulan anak juga sangat penting, agar tidak mudah untuk terhasut bujuk rayu, obat obatan yang akan merugikan masa depan mereka dari orang yang tidak dikenal sehingga berujung terjadinya kejahatan seksual.

Hingga ia menyimpulkan salah satu yang menjadi faktor terjadi kejahatan seksual terhadap anak ialah kurang maksimalnya pengawasan dari orang tua.

Dalam waktu dekat ini, pihaknya juga akan melakukan patroli siber terhadap aplikasi – aplikasi bodong yang disalahgunakan sebagai wadah cari jodoh.

“Kita juga akan koordinasi dengan Kominfo untuk melakukan pengawasan terhadap aplikasi yang menimbulkan dugaan – dugaan ataupun indikasi yang akan terjadi kejahatan kejahatan seksual di lingkungan masyarakat,” pungkasnya. (airlangga)

Editor: Abadi