BANJARMASIN, klikkalsel.com – Hari anak sedunia/internasional diperingati setiap tanggal 1 Juni. Tujuan dari Hari Anak Internasional adalah menghargai dan menghormati anak-anak serta menambah kesadaran seluruh orang untuk memahami hak-hak anak di seluruh dunia.
Namun, dibalik perayaan tahun ini ada yang cukup memilukan. Di Banjarmasin, kejahatan yang melibatkan anak sebagai pelaku dan korban terus meningkat.
Hal tersebut diungkapkan Kasat Reskrim Polresta Banjarmasin, Kompol Alfian Tri Permadi, Kamis (3/6/2021).
Sebagai perbandingan, selama kurun tahun 2020 kasus yang melibatkan anak sebagai pelaku maupun korban berjumlah 50 kasus.
“Sedangkan di tahun 2021 kasusnya kemungkinan meningkat. Karena hingga pertengahan tahun saja jumlah kasus yang kita tangani sudah tembus 40 kasus,” ungkapnya.
Sementara itu dihubungi terpisah, Kanit PPA Polresta Banjarmasin, Ipda Mesya Ananda mengatakan, kasus yang mendominasi pada tahun ini ialah terkait penganiayaan, persetubuhan dan perbuatan cabul.
“Yang mendominasi penganiayaan, persetubuhan dan cabul,” ujarnya kepada klikkalsel.com.
Guna menekan angka kasus kejahatan yang melibatkan anak sebagai korban maupun pelaku, ia mengaku telah melakukan berbagai upaya, salah satunya dengan memberikan penyuluhan ke sekolah-sekolah.
Namun karena Covid-19 yang berdampak terhentinya pembelajaran tatap muka, kegiatan itu ujarnya sementara terhenti.
“Karena Covid kita harus membatasi kegiatan imbauan. Namun kita akali dengan bekerjasama dengan beberapa media, seperti radio untuk menggelar talkshow dan imbauan,” tuturnya.
Guna menangani trauma berkepanjangan terhadap korban, Ipda Mesya mengaku telah menggandeng psikolog guna memberikan trauma healing. Sehingga korban tidak mengalami trauma berkepanjangan dan siap kembali ke tengah masyarakat.
“Kita bekerjasama dengan psikolog guna memberikan trauma healing kepada korban agar bisa membantu menyembuhkan traumanya. Diharapkan setelah itu korban dapat melanjutkan hidupnya kembali,” jelasnya lagi.
Ia pun mengimbau kepada orang tua agar terus memperhatikan lingkungan dimana tempat anaknya bergaul. Karena pergaulan lah yang membentuk watak anak. Ia yakin dengan pengawasan yang aktif dari para orang tua, kemungkinan anak untuk menjadi korban atau pelaku kejahatan menjadi sangat kecil.(david)
Editor : Amran





