BANJARMASIN, klikkalsel.com – Kasus Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Banjarmasin masih menjadi momok yang menakutkan. Data tahun 2022 tercatat 60 kasus dua meninggal dunia.
Penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti ini masih menjadi salah satu penyakit yang mematikan.
Dari data yang terhimpun, sejak tahun 2022 sudah terdata sebanyak 60 kasus dengan dua angka kematian.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin, Muhammad Ramadhan, mengatakan di tahun 2023 ini masih belum menerima laporan terkait kasus DBD tersebut.
“Kasusnya hampir tersebar merata di semua kecamatan. Kasus DBD tahun 2023 kasus meninggal masih tidak ada,” ujarnya, Senin (9/1/2023).
Salah satu penyebab lain juga dikatakan Ramadhan, adalah akibat lingkungan yang tidak bersih dan sehat, sehingga nyamuk cepat berkembang biak di tempat-tempat seperti di ban bekas, kaleng bekas, dan tempat lain yg bisa menampung air hujan.
Sedangkan untuk penderita saat ini bahwa rata-rata orang yang terserang DBD merupakan anak-anak dari usia 5 hingga 15 tahun.
Baca Juga : Angka DBD di Banjarmasin Mencapai 60 Kasus Meninggal Dunia 2 Orang
Baca Juga : Kasus DBD di Banjarmasin Terus Meningkat
Bahkan total kasus yang menyerang anak-anak terdata sebanyak 27 kasus, disusul orang dewasa.
“Memang berdasarkan data yang ada, sudah ada puluhan kasus terjadi di 2022 dan ada dua kasus meninggal,” ucapnya.
Melihat peningkatan itu, ia pun menghimbau masyarakat untuk memberantas sarang nyamuk dilingkungan masing-masing.
Tak hanya itu, ia pun meminta warga untuk meningkatkan kewaspadaan agar terhindar dari penyakit DBD ini.
Salah satu caranya yakni dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan masing-masing, yang dikenal dengan 5M.
“Upaya yang dilakukan dengan melakukan yakni Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3 M plus dengan melibatkan lintas sektor. Kemudian Penyuluhan tentang DBD, Pemberian Serbuk Abate,
Dan terakhir foging atau pengasapan untuk membunuh nyamuk dewasa,” pungkasnya.(fachrul)
Editor : Amran