BANJARMASIN, klikkalsel – Forum Diskusi Sasirangan menjadi bagian kemeriahan Banjarmasin Sasirangan Festival (BSF) 2018. Melalui kegiatan ini, kain sasirangan pun diharapkan menembus pasar dunia.
Diskusi yang mengangkat tema  Reposisi Kain Sasirangan, diisi pembicara dari Ketua Dekranasda Kota Banjarmasin, Hj Siti Wasilah, Kepala Dinas Disperindag Provinsi Kalsel, Hasan Talaohu, serta pelopor pengrajin sasirangan Yurliani Joansyah dan Budayawan, Mokhlis Maman (Julak Lalau), yang digelar di Rumah Anno, Rabu (7/3/2018).
Disisi lain, diskusi tersebut didakan untuk mengapresiasi kain sasirangan. Jika melihat sejarah, kain sasirangan merupakan budaya dari Kota Seribu Sungai, namun saat ini pemerintah daerah mulai meningkatkan kain sasringan untuk menjadi komoditi yang diharapkan dapat menembus pasar dunia.
Ketua Dekranasda Kota Banjarmasin Hj Siti Wasilah mengatakan, forum diskusi saat ini bisa dikatakan sebagai langkah awal, di tengah berkembangnya pemerhati sasirangan dan pelaku usaha pengrajin sasirangan.
“Saat ini kita bisa dikatakan berkaca kepada perkembangan kain di daerah lain, katakan saja batik, sedemikan mereka berkembang bisa memenuhi permintaan secara massal, namun tidak meninggalkan yang bersifat sejarah,” tutur Hj Siti Wasilah.
Ia menambahkan, diskusi yang berkembang itu termasuk diantaranya adalah memposisikan motif sasirangan.
“Motif tertentu seharusnya tidak berada atau tidak digunakan untuk perkakas, seperti alas meja, tempat tisu atau bahkan tempat sampah,” ucapnya.
Namun, Forum diskusi yang dilaksanakan tersebut pun belum mencapai hasil yang di harapkan, dan akhir diskusi tersebut hanya sampai di titik dimana akan ada forum diskusi lanjutan.
Dan dalam forum diskusi lanjutan itu nanti, akan membahas tentang bagaimana mereposisi kain sasirangan, dari usaha mikro menjadi berskala besar, agar bisa bersaing di skala Nasional.
Kemudian, rencana dalam forum diskusi lanjutan tersebut, akan mereposisi tentang memposisikan motif, agar tidak lepas dari sejarah. (fachrul)
Editor : Amran