Jangan Tergiur Harga Miring! Disdag Kalsel Telusuri Peredaran Beras Oplosan

Ilustrasi antara beras oplosan dan beras kemasan yang asli. (foto: Pixabay/ImageParty)

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Kementerian Pertanian telah mengumumkan ada 26 merek beras oplosan beredar di pasaran. Hal ini tentunya menjadi atensi serius Dinas Perdagangan (Disdag) Kalsel, dengan mengambil langkah pengecekan beras kemasan di pasar-pasar.

Kepala Dinas Disdag Kalsel, H. Ahmad Bagiawan menerangkan pihaknya melakukan operasi senyap di pasaran. Langkah ini diambil, guna menghindari beras oplosan disimpan padang nakal jika ada razia.

“Yang pasti terkait beras oplosan jadi atensi kami. Beras oplosan jelas secara aturan kesehatan tidak memenuhi standar. Nanti kami turun ke lapangan secara diam-diam,” tuturnya, Kamis (17/7/2025).

Kepala Disdag Kalsel yang baru dilantik Gubernur H. Muhidin pada 14 Juli 2025 tadi, menyebut beras yang oplosan membahayakan kesehatan konsumen.

“Informasi yang kami terima dugaannya ada yang sudah pakai merk dan menggunakan kemasan. Khusus beras lokal sepertinya tidak ada yang oplos,” ucap H. Gia, sapaan akrabnya.

Baca Juga : Dari Hobi Jadi Industri, Banjarmasin Dorong Talenta Film Lokal ke Kancah Nasional

Baca Juga : Komitmen Pemprov Kalsel Pasang Lampu Stadion 17 Mei Banjarmasin Jangan Asal Janji

H. Gia memastikan, Disdag Kalsel menindaklanjuti informasi dari pemerintah pusat, di samping mengimbau masyarakat berjaga-jaga dan waspada terhadap beras oplosan.

“Ke depan kami bentuk tim bersama dengan pihak kepolisian. Kami akan membentuk tim koordinasi dengan semua instansi terkait,” imbuhnya.

Serah terima jabatan antara Kepala Disdag Kalsel yang lama Sulkan dan baru H. Ahmad Bagiawan (tengah).

Dia menekankan, masyarakat harus selektif saat membeli beras kemasan, agar mengetahui yang asli dan oplosan. Ada kemungkinan beras oplosan dibandrol dengan harga miring.

“Masyarakat kadang yang penting murah. Misal beras merk tertentu yang satu harga Rp175 ribu yang palsu Rp150 ribu. Sebagian orang hanya karena beda Rp25 ribu dikira sama padahal bungkusan sama isinya lain,” pungkasnya. (rizqon)

Editor: Abadi