BANJARMASIN, klikkalsel.com – Seiring jaman, arisan kini tak lagi menjadi budaya ibu-ibu rumah tangga untuk menyisihkan sisa uang belanja. Mereka saat itu menganggap arisan sebagai sarana lain untuk menabung. Dalam perkembangannya arisan juga dijadikan sarana untuk menjalin silaturahmi yang kini pelakunya tak hanya ibu rumah tangga, namun juga berbagai kalangan dan jenis kelamin.
Memanfaatkan tekhnologi, arisan juga tak lagi bersifat konvensional, namun juga telah dilakukan secara online. Dimana terkadang para pesertanya sendiri bahkan tak saling kenal.
Sistem yang dipakai belakangan pun mulai berubah dari konsep arisan jaman dulu. Salah satu konsep yang banyak digandrungi ialah konsep arisan menurun.
Dalam konsep arisan konvensional peserta arisan akan menerima jumlah uang keluar (dapat) sama dengan jumlah uang yang ia setorkan dari awal hingga akhir arisan. Berbeda halnya dengan arisan menurun, pesertanya akan menerima uang yang berbeda dari yang ia setorkan dari awal hingga akhir arisan, sesuai dengan giliran keluar.
Arisan di jaman sekarang sangat riskan. Dimana belakangan banyak kasus penipuan berkedok arisan online. Tak terhitung lagi laporan yang masuk ke meja kepolisian terkait permasalah arisan.
Bahkan belakangan ini Banjarmasin dihebohkan dengan penipuan berkedok arisan online bodong yang menyebabkan ratusan nasabahnya mengalami kerugian yang fantastis. Menurut informasi didapat tak kurang Rp 11 milyar uang digondol oleh pelaku yang kini didudukan di kursi pesakitan Pengadilan Negeri Banjarmasin.
Bukan itu saja, beberapa hari ini jagat media sosial kembali diramaikan oleh sayembara berhadiah puluhan juta rupiah untuk menangkap seorang perempuan yang juga diduga membawa kabur uang nasabah arisan online.
Kapolresta Banjarmasin, Kombes Pol Sabana A Martosumito saat dihubungi klikkalsel.com mengaku tak habis fikir kenapa sekarang orang mudah sekali tergiur dan tertipu oleh modus yang digunakan oleh para penipu.
“Padahal sudah banyak contoh kasus seperti ini, kenapa masih saja mau ikut,” ucapnya kepada klikkalsel.com, Kamis (1/5/2022).
Baca Juga : JPU Hadirkan 2 Korban Ratu Arisan Online Sebagai Saksi, Saksi: Karena Isteri dan Menantu Polisi Saya Percaya
Baca Juga : Seorang Buruh Tewas Tertimpa Bagunan di Gang Subur Cempaka Putih
Bahkan ironisnya ujar Kapolresta, dari hasil persidangan terungkap bahwa sebagian besar korban percaya kepada para pelaku karena melihat gaya hidup mewah yang diperlihatkan pelaku. Dimana dalam postingan di media sosial kerap kali pelaku menampilkan kesehariannya yang terlihat glamor.
Ia pun mengingatkan masyarakat agar masyarakat tidak mudah percaya dengan hal-hal yang bersifat instan dan iming-iming keuntungan besar. Karena ujarnya tidak ada sesuatu yang instan, semua harus diperjuangkan dengan kerja keras dan ulet.
“Jangan mudah tergiur dengan pancingan dan bujur rayu seperti gaya hidup mewah dan sebagainya. Semua dibutuhkan kerja keras dan tidak ada yang instan,” tegasnya.
Apalagi tawaran itu dari orang atau bandar yang tidak dikenal sama sekali, ujarnya itu sangat berbahaya dan rentan masuk dalam jebakan para penipu.
Ia pun mengajak masyarakat untuk banyak bersyukur dengan apa yang dimiliki saat dan tidak tergiur kemewahan yang ditampilkan orang lain dan berfikir untuk menempuh jalan-jalan instan dalam meraihnya.
“Mulai sekarang mari kita perbanyak bersyukur dan bekerja keras untuk mendapatkan keinginan kita, jangan menggantungkan kepada hal-hal yang tidak masuk akal,” sambungnya.
Karena ujarnya bersyukur dengan yang dimiliki akan membuat Tuhan menambahkan rezeki dan kenikmatan kepada hamba-Nya. ““Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” ujarnya mengutip arti Qur’an Surah Ibrahim Ayat 7. (david)
Editor: Abadi