BANJARMASIN, klikkalsel- Kabar akan dilengserkannya H Muhidin sebagai Ketua DPW PAN Kalsel sepetinya masih tertunda. Sebab, Sekretaris jenderal (Sekjen) DPP PAN Eddy Soeparno, batal menghadiri Rapat koordinasi DPW PAN di Hotel Best Wastern, Banjarmasin.
Unsur pimpinan pusat PAN yang terlanjur dongkol dengan keputusan H Muhidin bersama gerbongnya mendukung capres-cawapres Joko Widodo-Kh Ma’ruf Amin di Kalsel tidak bisa diterima dan sudah mengelurkan kebijakan untuk mengganti posisi Muhidin sebagai nakhoda PAN di Kalsel.
Kunjungan Eddy ke Banjarmasin, juga dikabarkan untuk meminta penjelasan terkait arah dukungan DPW PAN Kalsel yang berlawanan dengan DPP PAN mendukung pasangan Prabowo-Sandiaga.
Terkait batalnya Sekjen DPP PAN hadir di Banjarmasin, Ketua DPW PAN Kalsel, H Muhidin masih memastikan untuk memimpin partainya, bahkan kata dia, tidak ada rencana DPP PAN melengeserkan jabatannya.
“Sampai hari ini saya masih Ketua DPW PAN Kalsel. Tidak ada itu (pemecatan). Apakah pernyataan lisan, apalagi tertulis. Saya belum dipanggil DPP,” tegas H Muhidin.
Bahkan, mantan Walikota Banjarmasin tersebut tetap optimis DPP akan bersikap bijak dan tidak akan mengambil keputusan berdasarkan pemberitaan di sejumlah media.
“Sebenarnya rencana kedatangan beliau hanya meminta klarifikasi secara langsung kepada saya. Beliau juga sudah mengabari, batal datang karena ada keperluan penting di Jakarta,” imbuhnya.
Terkait arah dukungan yang dilakukan DPW PAN Kalsel dijelaskan Muhidin, sudah berbulan-bulan memikirkan manuver tersebut. Latar belakangnya adalah ambang batas parlemen empat persen yang ditetapkan UU Pemilu. “Tak tercapai empat persen, semuanya gugur,” ujarnya.
Kesimpulan yang dia ambil, demi mencapai empat persen tersebut, lebih realistis jika bergabung dengan Jokowi. Mengingat koalisi parpol pendukungnya lebih besar.
“Kalau mendukung Prabowo, yang untung cuma Gerindra. Bukan PAN dan PKS. Saya juga tidak mau dikerubuti partai-partai besar,” ujarnya.(farid)
Editor : Alfarabi
