Drinase dan Sampah Masih Menjadi Problem di 2 Tahun Kepemimpinan Ibnu-Arifin, Sudah Benarkah Pembangunan di Kota Banjarmasin?

Banjir Rob di kawasan Jalan Lambung Mangkurat Banjarmasin Tengah

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Dua tahun kepemimpinan Walikota dan Wakil Walikota Banjarmasin, Ibnu Sinia dan Arifin Noor belum sepenuhnya bisa menanata kota yang berjuluk Seribu Sungai dengan baik.

Buktinya, Ibnu Sina dan Arifn belum mampu menangani persoalan drainase dan sampah yang mengakibatkan banjir di beberapa wilayah. Begitu juga dengan sungai yang merupakan jantung dari Banjarmasin memiliki peran yang sangat vital dalam pembangunan kota.

Sebagian besar permasalahan di Banjarmasin baik dari infrastruktur maupun lingkungan tidak lepas dari peran serta sungai. Tentu bukan karena kota yang berada di atas sungai yang menyebabkan Banjarmasin diberikan julukan kota Seribu Sungai.

Melainkan kehidupan masyarakat Banjarmasin lah yang tak bisa lepas dari sungai. Misalnya saja banyak bangunan liar di atas sungai, membuang sampah ke sungai, hingga membuang limbah ke sungai.

Bahkan baru-baru ini salah satu film yang digarap dengan menggunakan dana APBD Kota Banjarmasin sebesar Rp 6,6 miliar tersebut memperlihatkan tiga orang anak membuang alat musik, boneka dan pensil ke sungai.

Dari hal tersebut, lantas sudah benarkah cara mengedukasi dan menjaga lingkungan di Banjarmasin?

Apabila kembali menengok 2 tahun kebelakang, tepatnya pada awal tahun 2021, Banjarmasin diterpa banjir besar hingga menenggelamkan sejumlah wilayah, seperti di Kecamatan Banjarmasin Timur, Banjarmasin Utara, Banjarmasin Selatan dan Sebagian Banjarmasin Tengah.

Bahkan dari musibah itu cukup banyak fasilitas umum hingga rumah warga yang mendapatkan imbas dari banjir tersebut.

Musibah itu membuat Pemerintah, khususnya Pemko Banjarmasin berupaya keras melakukan normalisasi sungai, agar kedepannya musibah serupa tak lagi terjadi.

Baca Juga : Tumpukan Sampah Meluber ke Jalan, DLH Beralibi Ada Genangan yang Menyulitkan Pembuangan

Baca Juga : DLH Tabalong Akan Pasang CCTV di Sejumlah Tempat Keramaian Guna Tindak Pembuang Sampah Sembarangan

Namun nyatanya hingga sampai saat ini, ketika air pasang sejumlah kawasan di Banjarmasin yang berada di bantaran sungai selalu diterpa banjir rob.

Tentunya hal itu menjadi pertanyaan besar bagi sebagian masyarakat Banjarmasin, apakah sudah benar penataan atau pembenahan yang dilakukan oleh pemerintah?

Hari ini tepat dua tahun Ibnu Sina menjabat sebagai Walikota Banjarmasin didampingi oleh Arifin Noor sebagai Wakil Walikota nya. Namun permasalahan tersebut belum juga tertanggulangi.

Banyak pembangunan yang telah dilakukan oleh Pemko Banjarmasin dibawah kepemimpinan Ibnu Sina dan Arifin Noor, tapi lagi-lagi permasalahan sungai menjadi PR besar bagi semua pihak.

Disampaikan Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Banjarmasin, Afrizaldi, sehebat apapun pembangunan di Banjarmasin apabila permasalahan pembenahan sungai tidak diselesaikan maka sampai kapanpun Banjarmasin akan selalu diterpa Banjir Rob.

Bagaimana tidak, berbagai pembangunan infrastruktur dilakukan, apabila tidak memiliki pembuangan atau drainase yang memadai maka saat terjadi pasang sungai air akan tetap membanjiri kota Banjarmasin.

“Kemana drainasenya membuang air kalau drainase itu sendiri terendam. Artinya kalau kita lihat drainase sendiri tidak berfungsi karena sungainya tidak dinormalisasi dengan benar,” ucapnya saat di konfirmasi klikkalsel.com.

Tak hanya itu, ia juga mengungkapkan bahwa sesuai dengan penelitian bahwa bukan debit air yang bertambah. Melainkan sungainya yang berkurang.

“Sungai kita ini kan sudah mulai terjadi pendangkalan, kemudian drainasenya yang berkurang karena sudah dibangun berbagai macam bangunan baik kantor maupun perumahan,” ungkapnya.

“Jadi sebenarnya jumlah debit air itu setiap tahun itu sama, karena kita ini kan di daerah rawa. Yang berkurang itu adalah daerah serapan airnya, drainase dan sungainya,” sambungnya.

Sehingga menurut anggota DPRD Banjarmasin dari Fraksi PAN ini, yang menjadi permasalahan besar di Banjarmasin yakni permasalahan persampahan dan sistem drainase.

“Jadi sehebat apapun yang pembangunan yang di lakukan, ujung-ujungnya Kota kita ini kembali lagi penuh dengan sampah dan juga banjir,” terangnya.

Kendati demikian ia mengungkapkan permasalahan tersebut tidak bisa dikerjakan oleh Dinas Lingkungan Hidup sendiri.

Melainkan kerja dari banyak SKPD, seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) bahkan Dinas Pendidikan (Disdik) sebagai ruang edukasinya.

“Kalau permasalahan sungai ini bisa diselesaikan maka 50 persen permasalahan di Banjarmasin sudah bisa diselesaikan,” bebernya.

Lantas bagaimana cara yang tepat agar permasalahan ini bisa tertanggulangi?

Menjawab hal tersebur, Afrizal mengatakan bahwa peran serta semua pihak baik Pemko Banjarmasin, karena permasalahan ini bukan hanya milik Pemko Banjarmasin tetapi permasalahan seluruh masyarakat Banjarmasin.

“Solusinya tentu memberikan anggaran yang serius terhadap pengelolaan sungai. Jadi harus serius dalam melakukan pengerukan maupun pelebaran sungai untuk mengatasi pendangkalan itu tadi,” bebernya.

Selain itu, kendala lain untuk melakukan normalisasi sungai tersebut yakni banyaknya bangunan atau rumah yang memakan badan sungai. Untuk itu menurutnya, bangunan atau rumah tersebut harus ditertipkan terlebih dahulu.

“Jadi rumah-rumah ini harus kita tertibkan dulu, baru nanti kita maksimalkan kerjanya untuk normalisasi sungai tersebut,” tegasnya.

Sementara itu, Wakil Walikota Banjarmasin, Arifin Noor juga mengakui bahwa masih banyak PR yang harus di kerjakan oleh Pemerintah Kota Banjarmasin.

Walaupun ia mengklaim di dua tahun masa jabatan Ibnu-Arifin ini sudah hampir 60 persen program yang menjadi Visi Misi terlaksana.

“Yang masih tersisa cukup banyak yakni, pembenahan wilayah kumuh, pembenahan kawasan di pinggiran sungai, juga penataan sungai-sungai kita,” tuturnya.

“Kalau memang perlu pengerukan kalau sudah terjadi penyurutan, juga penataan jalan-jalan kita,” pungkasnya.(fachrul)

Editor : Amran