BANJARMASIN, klikkalsel – Mencari masukan dan menggali informasi kelayakan dan keunggulan untuk menjadi ibu kota negera (IKN), Kementerian PPN/Bappenas menggelar Dialog Nasional Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN), di Novotel Banjarbaru, Kalsel, Senin (15/7/2019).
Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas Rudy S. Prawiradinata mengatakan, dialog ini untuk mendapatkan masukan terkait kesiapan Kalsel menjadi IKN, selain Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, dilihat dari perspektif lingkungan hidup serta perspektif sosial dan budaya.
“Pemindahan ibukota sudah pasti akan di Kalimantan. Di mana pun ibu kota baru akan dibangun, dampaknya ke seluruh Kalimantan akan signifikan,” ujarnya.
Menurutnya, berdasarkan hasil Rapat Terbatas Kabinet pada 29 April 2019, Presiden RI memiliki pertimbangan pemindahan ibukota ke wilayah tengah agar Indonesia-sentris, seimbang terhadap seluruh wilayah Indonesia.
“Itulah mengapa Kalimantan menjadi pilihan, selain karena lahan yang luas dan relatif aman bencana,” katanya.
Selain itu, pemindahan ibu kota negara akan memacu pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan, juga mendorong perdagangan antar wilayah Indonesia.
Hingga saat ini, Kementerian PPN/Bappenas masih dalam proses merampungkan kajian untuk menentukan lokasi pasti pemindahan IKN. Presiden RI Joko Widodo akan mengumumkan lokasi terpilih pada tahun ini.
Dialog serupa akan digelar di Palangkaraya, Kalteng dan Balikpapan Kalteng.
Memiliki keunggulan geografis dan infrastruktur, Kalimantan Selatan (Kalsel) sangat siap untuk dijadikan sebagai ibukota RI.
Diketahui Kalsel berada di posisi sentral, karena berada di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II di sekitar Selat Makassar.
“Lebih luar biasa lagi, kita bebas dari gempa bumi dan gunung api. Secara infrastruktur dan daya dukung Kalsel siap untuk dijadikan ibu kota baru,” ujar Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor saat menjadi pembicara utama pada dialog itu.
Misalnya, Kalsel mempunyai lima bandara, yakni Bandara Warukin, Bandara Syamsudin Noor, Bandara Bersujud, Bandara Gusti Syamsir Alam, dan Bandara Mekar Putih.
Selain itu, kata Paman Birin – sapaan akrabnya, Kalsel juga punya wilayah yang bisa dijadikan pelabuhan samudra, seperti Pelabuhan Samudera Batulicin, Pelabuhan Nasional Trisakti, Pelabuhan Stagen, dan Pelabuhan Internasional Mekar Putih.
“Kesiapan infrastruktur lainnya adalah trase kereta api dan jalan bebas hambatan. Kita berharap ada konektivitas perkeretaapian di Kalimantan,†sebut dia pada dialog yang digelar Kementerian PPN/Bappenas itu.
Keunggulan lainnya adalah, Kalsel berada tepat di tengah wilayah Indonesia, dalam cakupan pelayanan jalan nasional, 70 persen wilayah deliniasi tergolong ke dalam kerawanan rendah terhadap bencana banjir dan secara historis tidak pernah terjadi konflik sosial.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kalsel Nurul Fajar Desira menyebutkan, Gubernur Kalsel sering mengatakan, di mana pun IKN dipilih selama di Kalimantan, tetap mendapat manfaat. Terutama dari sisi ekonomi.
Misalnya menjadi penyedia beras untuk IKN, menjadi lahan untuk lumbung padi nasional.
“Kalau ibu kota nanti ada, kita bisa jualan. Kedua, orang Banjar ini tipe pejuang, di mana ada ibu kota, orang Banjar akan ‘menyerang’ ke situ, berjualan dan berdagang. Saya tidak melihat kerugian di sini,†ujar dia. (syarif wamen)
Editor : Farid