TANJUNG, Klikkalsel.com – Dua orang kakak adik Fitri (11) dan Zainul Ghani (8) harus mengalami putus sekolah lantaran diduga ditelantarkan kedua orang tuanya.
Tetangga kedua anak tersebut, Iis Sri Rahayu merasakan bahwa dirinya kasian kepada kedua beradik tersebut lantaran tidak bersekolah, sementara teman sebayanya semua bersekolah.
“Saya coba menghubungi KS2 untuk berkonsultasi, lalu Ketua KS2 datang langsung melihat dan mendengar cerita mereka serta menitipkan sejumlah uang buat menebus seragam sekolah,” ujarnya Sabtu (4/6/2022) di tempat tinggal sewaan neneknya Fitri dan Zainul, di Desa Wayau Kecamatan Tanjung.
Dalam hal ini, Komunitas Sayangi Sesama (KS2) Tabalong membantu keduanya untuk didaftarkan kembali bersekolah, meskipun usia dan kelasnya sudah terpaut jauh.
“Saya sudah daftarkan Fitri dan Zainul di SDN Hikun 2,” ujar Iis.
Baca Juga : Anak Tewas dan Ibu Sekarat, Pelaku Ternyata Anak Tetangga
Baca Juga : Pemain Asal Jepang, Ryota Noma Jadi Rebutan Murid SD untuk Berfoto
Iis mengatakan bahwa Fitri memulai sekolahnya di kelas 2 SD di usianya yang sudah mencapai 11 tahun, sementara Zainul masuk kelas 1 SD di usia 8 tahun.
Sedangkan Nenek Fitri dan Zainul, Maryati (59) telah memelihara kedua cucunya sejak masih Fitri sekolah TK dan Zainul belum sekolah.
Maryati yang sebagai janda tidak memiliki penghasilan dan juga tidak punya tempat tinggal yang tetap.
Diketahui, Sebelum menjadi warga Desa Wayau, Maryati pernah tercatat sebagai warga Desa Laburan.
Sang nenek pindah ke Wayau setelah kedua orang tua Fitri dan Zainul sama-sama pergi dari rumah. Tidak tahu perginya ke mana, hingga 7 tahun ini belum ada khabar yang jelas.
“Malam saat itu, ibu dan ayah Fitri bertengkar, sehingga membuat Ibu Fitri meninggalkan rumah tanpa kabar berita,” tutur Maryati.
Dalam beberapa waktu kemudin, ayah Fitri juga ikut pergi dan tidak pernah datang kembali.
“Sampai kini tak pernah datang dan menanyakan kabar anak-anaknya,” bebernya.
Sedangkan Ketua KS2 Tabalong, Erlina Effendi Ilas mengatakan, anak di masa bernegara sekarang jangan sampai ada yang putus sekolah. Menurutnya banyak cara dan ikhtiar agar anak-anak paling tidak selesai belajar hingga tingkat sekolah menengah atas.
“Beberapa anak yang kita assesment berdasarkan laporan warga memang layak untuk kita perjuangkan bisa sekolah.
Menurut Erlina di Kabupaten Tabalong banyak orang-orang baik yang siap memberikan dukungan untuk warga yang membutuhkan.
“Insya Allah nanti akan ada pihak lain, orang baik di Tabalong yang mau membelikan sepatu, buku dan perlengkapan lainnya,” pungkas Erlina Effendi Ilas. (Dilah)
Editor: Abadi