YOGYAKARTA, klikkalsel.com – Kabar duka melanda Kalimantan Selatan (Kalsel), khususnya Kabupaten Tabalong. Mantan bupati Tabalong periode 1984 – 1994, Dandung Suchrowardi dikabarkan meninggal dunia di usia 85 tahun di Yogyakarta, Selasa (12/9/2022) malam.
Semasa hidupnya, mendiang dikenal supel dan pekerja keras hingga diberi gelar Bapak Pembangunan Tabalong.
“Bapak wafat bada Magrib di Yogya. Mohon maaf salah khilaf Almarhum dan mohon doanya semoga husnul khatimah,” tutur Adi Kartika, putra almarhum mewakili keluarga besar saat dihubungi awak media.
Sekilas tentang Dandung Suchrowardi semasa menjabat Bupati Tabalong selama 10 tahun sejak ditunjuk pada 1984. Awalnya mendiang berkarier di militer, hingga pangkat kolonel sebelum kemudian menjabat sebagai Bupati Tabalong
Pada periode kepemimpinannya yang panjang, dia membangun banyak infrastruktur, memperbanyak fasilitas publik, meningkatkan layanan kesehatan dan pendidikan dan menaikan iklim investasi.
Tak heran, dia diberi gelar oleh masyarakat sebagai Bapak Pembangunan Tabalong.
Baca Juga : Paman Birin Ajak ASN Menjamu Tamu MTQ Nasional Seperti di Momen Haul Guru Sekumpul
Baca Juga : Pengurus PWI Kalsel Periode 2022-2027 Resmi Dilantik: Bawa Misi Peningkatan SDM Wartawan
Jejak pembangunan yang masih terlihat kokoh hingga saat ini adalah Tugu Obor atau Monumen Tanjung Puri, Rumah Sakit Badarudin Kasim, Taman Kota Tanjung, Kantor Polres Tabalong, Mesjid YABMP, Komplek Kediaman Bupati, Pendopo Bersinar, Wisma Bersinar, Kantor PKK, Stadiun Olahraga, Kolam Renang, GOR, Balai Latihan Kerja, Terminal Transit Regional Mabuun dan sejumlah sekolah.
Dia juga yang menyiapkan lahan untuk pembangunan Gedung DPRD baru. Di masa jabatannya, Dandung Suchrowardi melakukan pemekaran empat kecamatan, yakni Kecamatan Jaro, Upau, Muara Harus, dan Kecamatan Pugaan.
Dia juga menambah delapan desa, yakni Desa Kambitin Raya, Surian, Catur Karya, Sungai Kumap, Panaan, Dambung Raya, Masingai I dan Masingai II.
Meski dengan dana APBD minim, dia memanfaatkan jaringannya yang luas di kalangan pejabat pusat, dengan melakukan lobi-lobi ke pusat melalui dana perimbangan.
Tak heran, Walikota Banjarmasin ME Ritongga kala itu memuji keberhasilannya membangun Tabalong, dan menjulukinya “Raja Lobi”.
Dengan kemampuannya itu, Dandung berhasil menyelesaikan sengketa perbatasan wilayah Kalteng dan Kalsel di Desa Dambung dengan menghadirkan langsung Gubernur Kalteng Soeparmanto dan Gubernur Kalsel HM Said, kala itu. (rizqon)
Editor : Akhmad