TANJUNG, Klikkalsel.com – Penularan Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) di Indonesia diduga akan mempengaruhi kondisi stok sapi dan kambing pada Idul Adha nanti di wilayah Tabalong.
Diketahui, Tabalong merupakan daerah yang defisit untuk ternak sapi sehingga harus mendatangkan hewan ternak dari luar daerah.
“Adanya PMK ini pastinya pasokan itu akan terganggu, karena memang sudah ada larangan pemerintah untuk pembelian sapi dari wilayah yang dinyatakan terkena wabah,” tutur Kepala Dinas Perkebunan dan Perternakan (Disbunak) Tabalong, Noor Zain A Yani.
Ia mengatakan bahwa pemberhentian ternak dari Jawa Timur akan memberikan pengaruh karena daerah tersebut merupakan penghasil ternak di Indonesia.
“Kita juga banyak mendatangkan dari sana, apalagi kambing. Kalau kambing biasanya dari Jawa Timur,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Pelaihari juga sudah menyatakan bahwa pasar hewan di tutup, sedangkan Kabupaten Tabalong sendiri paling banyak mengambil dari NTT, Jawa Timur dan Pelaihari.
Baca Juga : Penelusuran Penyakit Hewan Ternak di Kalsel Masih Nihil Kasus
Baca Juga : Disbunak Kalsel Antisipasi Serangan Penyakit Mulut dan Kuku Hewan Ternak
“Jadi kita tidak mungkin lagi mendatangkan dari Pelaihari, harapan kita nanti mendatangkan yang masih terbuka, (yakni) NTT dan Sulawesi,” ucapnya.
Berdasarkan data Disbunak, hingga sekarang terdapat 328 ekor sapi dan kambing yang masuk, dengan rincian 225 sapi dan 103 kambing yang didatangkan dari berbagai wilayah.
“Ini sebelum pengetatan, jadi masih sempat mendatangkan dari Jawa Timur,” katanya.
Sedangkan kebutuhan Tabalong di tahun 2021 memerlukan sapi sekitar 850 ekor, kambing 60 ekor dan kerbau 10 ekor, sehingga masih banyak kurang untuk kebutuhan Idul Adha.
Ternak yang ada diwilayah Tabalong akan dimaksimalkan, sehingga Disbunak menghimbau masyarakat mengerti situasi tersebut, “bahwa kita sedang kesulitan untuk penyediaan daging, khususnya sapi dan kambing,” ujarnya.
Ia mengharapkan masyarakat dapat mengurangi konsumsi daging sapi dan kambing dengn beralih ke lain untuk sementara, seperti daging ayam.
“Itu mungkin salah satu cara yang paling bisa kita tempuh,” pungkas Noor Zain. (Adv/Dilah)
Editor: Abadi