BANJARMASIN, klikkalsel.com – Pelabuhan Lama yang terletak di Jalan RE Martadinata namannya tak lagi se familiar dulu. Pelabuhan tersebut menjadi “surga” perdagangan di Banjarmasin.
Tak heran jika namanya nanti hanya tinggal cerita, dan lebih mengenal nama Pelabuhan Trisakti yang saat ini menjadi pintu masuk perdagangan melalui transfortasi laut.
Berdiri pada awal abad ke-19 dermaga Pelabuhan Lama itu jadi saksi bisu geliat perekonomian lokal Kota Banjarmasin. Kapal-kapal rakyat pengangkut kebutuhan pokok, kerap singgah untuk bongkar muat barang seperti dari Jawa, Sulawesi, Sumatera.
Kini, pelabuhan yang terletak di bantaran Sungai Martapura berlantai kayu ulin itu sudah termakan usia serta semak yang meninggi disekitar pelabuhan. Bahkan, lantai pelabuhan yang terbuat dari kayu ulin sudah bolong.
Dr Mohammad Zaenal Arifin Anis, Dosen Sejarah dan Pasca IPS FKIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Kalimantan Selatan mengatakan, dulu Pelabuhan Lama sempat melambung dan dikenal tidak hanya di Kalsel saja, tetapi hingga keberbagai daerah, namun kini sudah meredup.
“Dulunya aktivits kegiatan Pelabuhan lama ada berupa bongkar muat barang dan penumpang, termasuk berangkat ibadah haji dan seiring waktu perubahan yang ekonomis akan menggeser ruang dan tempat,” katannya, Senin (4/1/2021).
Sementara salah seorang warga Teluk Tiram, Sahbani mengatakan, ia sempat bekerja sebagai buruh pelabuhan yang aktivitasnya sangat ramai. Dan Pelabuhan Lama Banjarmasin, menjadi basis para pedagang dizamannya.
“Saking banyaknnya dermaga tersebut sempat dipindahkan ke Pelabuhan Samudera Trisakti yang berlokasi di kawasan sebelah Barat Kota Banjarmasin untuk mengurangi hambatan bagi kapal-kapal yang ingin masuk ke Pulau Kalimantan, sekitar tahun 1965,” katannya.
Akan tetapi tahun 1990, seluruh aktivitas di Pelabuhan Lama mulai kurang difungsikan lagi hingga sekarang. Dermaga yang dulunya memiliki kejayaan dan basis perdagangan di Kota Banjarmasin hingga keberbagai daerah kota di Indonesia kini hanya sebuah cerita belaka.(azka)
Editor : Amran