BANJARMASIN, klikkalsel – Berdasarkan surveilans, hampir setiap tahunnya 11.000 kasus suspek campak dan hasil konfirmasi laboratorium, 12-39 persen diantaranya adalah penyakit campak pasti, kemudian 16-43 persen adalah kasus rubella pasti.
Dari tahun 2010 hingga 2015 diperkirakan terdapat 23.164 kasus campak dan 30.463 adalah kasus rubella.
Jumlah tersebut masih rendah sebab banyak sekali kasus yang tidak terlaporkan terutama dari pelayanan swasta serta kelengkapan laporan survieilans yang masih rendah.
Hal tersebut disampaikan Kasi Surveilance dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kalsel Sri Wahyuni. Jumat (13/7/2018)
Dijelaskannya, penyakit campak adalah penyakit yang mudah menular dengan virus melalui batuk, bersin dan mengalami gejala penyakit demam tinggi.
Sementara, Rubella merupakan penyakit yang mirip dengan campak, namun disebabkan virus rubella, dimana cirinya pada anak-anak hanya deman ringan saja.
“Terutama gejala Rubella sering tak terlaporkan sebab penyakit tersebut dianggap demam biasa pada umumnya,†katanya.
Sri juga mengatakan, program imunisasi massal campak rubella adalah pintu masuk dalam memproteksi berbagai macam penyakit, jika pintu masuk tersebut jebol, dalam artian banyak anak-anak yang tidak terimunisasi maka segala penyakit mudah masuk bahkan bisa menyebabkan kematian.
Penyakit campak dan rubella tidak dapat diobati. Pengobatan yang diberikan bersifat supportif namun kedua penyakit tersebut bisa dicegah dengan imunisasi.
Selama ini Indonesia memberikan imunisasi campak salah satu sebagai program Nasional.
Mengingat besarnya perkiraan beban penyakit rubella dan tersediannya vaksin kombinasi Measles Rubella (MR).
Maka diputuskan untuk mengganti vaksin Measles dengan vaksin kombinasi Measles Rubella yang dimulai dengan kegiatan kampanye Imunisasi MR. (azka)
Editor : Farid
