Buruh Cuci Divonis Tumor Ganas di Paha

Juleha penderita Tumor Ganas pada bagian kaki yang ditampung dirumah singgah CISC kalsel (foto : azka/klikkalsel)

BANJARMASIN, klikkalsel – Juleha (32) warga Desa Samuda, Kandangan, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. hanya bisa duduk di kursi rodanya. Bahkan, badannya kurus dan kakinya bersimpuh.

Wanita buruh cuci tersebut divonis memiliki tumor ganas di bagian paha kirinya. Dan saat ini sedang masa pengobatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin.

Hampir 1 bulan tinggal di sebuah rumah singgah Cancer Information & Support Center (CISC) untuk para pasien kangker di Jalan A Yani Km 5.7 Gang Karya Baru. Ia ditemani ibunya, Misra (50) dan kedua anaknya yang masik kecil yakni Hatni (7) dan Saman (4)

Ditemui klikkalsel, ia bercerita dirinya bekerja mengambil upah mencuci untuk biaya keperluan anaknya sekolah. Lalu pada April 2019 lalu, pada saat mencuci, ia merasakan sakit pada pangkal paha kirinya.

Mulanya, ia menyangka sakit tersebut hanya kelelahan akibat posisi duduk saat mencuci, namun setelah di Puskesmas di daerahnya diberikan rujukan ke Rumah Sakit Ratu zaleha Martapura hingga dirujuk ke RSUD Ulin Banjarmasin.

“Saya kira benjolan yang ada di kaki, hanya akibat kelelahan mencuci sebab posisi saya duduk,” katanya, Senin (17/6/2019)

Untuk pengobatan ia menggunakan jaminan pemerintah dan yang paling bersukur ia bisa ditampung di rumah singgah tersebut.

Seandainya tak ada rumah singgah tersebut, Juleha tak tau harus dirawat di mana, karena tak memiliki cukup uang.

“Kandangan ke banjarmasin cukup jauh, untung saja ada yang mau menampung saya untuk periksa ke RSUD Ulin, dan selama di sini banyak yang memberikan bantuan,” ucapnya dengan haru.

Tak hanya Juleha yang tingga dalam rumah singgah tersebut seorang penderita Kangker payudara Hasanan (40) yang mendapat pengobatan di RSUD Ulin juga tinggal di rumah singgah tersebut, hampir dua bulan dirinya yang ditemani suami dan menantunya.

“Saya bersyukur bisa ditampung dalam masa pengobatan di rumah singgah CISC tersebut,” katanya.

Awalnya Hasanah mengobati benjolan tersebut melalui pengobatan kampung, namun setelah membesar dan dirinya sempat tak sadarkan diri barulah ia dibawa kerumah sakit.

“Saya menyangka benjolah tersebut biasa aja, dan diobati dengan pengobatan kampung namun tak sembuh sembuh,” kata perempuan yang juga buruh tani tersebut.

Saat ini kondisinya mulai membaik dan lebih bisa berdiri meski badan masih terasa lemah. “Sudah bisa bergerak dan sudah bisa makan jauh ada peningkatan dibanding sebelumnnya,” ucapnnya. (azka)

Editor : Farid

Tinggalkan Balasan