JAKARTA, klikkkalsel.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan seluruh pihak, khususnya beberapa provinsi termasuk Kalimantan Selatan agar mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) pada kemarau besar yang diperkirakan terjadi pada Juni sampai dengan Oktober 2021.
Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Herizal menyampaikan informasi prakiraan musim kemarau tersebut agar patut diwaspadai untuk menyiapkan langkah antisipasi.
“Kalau kita bicara masalah ancaman karhutla, kita melihat dari seluruh sisi, dari ancaman kemarau kecil dan ancaman kemarau besar di bulan Juni sampai dengan September dan Oktober,” ujarnya dalam acara Diskusi Media (Dismed) Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang digelar secara virtual bertajuk bertajuk Tangkas Tangkal Kahutla, Senin (31/5/2021).
BMKG pun terus memonitor perkembangan cuaca dan iklim di Indonesia. Termasuk melakukan analisa dan penyampaian kepada masyarakat, serta stakeholder agar bisa memitigasi lebih awal potensi- potensi terjadinya karhutla.
Herizal menjelaskan, pada 2021 masih terdapat area hotspot (titik panas) di wilayah Aceh, Sumatra Utara, dan Kalimantan Barat yang mengalami peningkatan pada Februari. Namun pada Maret 2021 terjadi penurunan. Sedangkan di Provinsi Riau mengalami peningkatan hingga bulan Maret dan menurun pada April 2021.
Ia mengatakan, berdasarkan pantauan BMKG, kondisi kemarau pada April dan Mei 2021 curah hujan lebih tinggi dibanding curah hujan rata- rata normalnya. Hal ini membuat ancaman karhutla tahun 2020 cukup rendah karena iklimnya basah, yang membuat tinggi muka air gambut tidak menurun.
Namun demikian, pada 2021 BMKG memprediksi bahwa musim kemarau sedang progres. Sebab itu, ia meminta agar langkah pengendalian dan mitigasi karhutla terus-menerus digalakkan.
“Nah sekarang bagaimana dengan tahun ini? Tahun ini kami prediksikan, pertama bahwa kemarau sekarang sedang berprogres. Jadi dari pengamatan kami ada 55 persen daerah zona
musim yang telah memasuki musim kemarau,” sebutnya.
Daerah tersebut di antaranya sebagian besar di Nusa Tenggara Timur, NTB, Bali sebagian besar di Jawa, Sumatra Selatan, Aceh, Kalimantan Selatan, dan Papua. Ia menyatakan jika wilayah tersebut masih berwarna hijau berarti curah hujan masih banyak. Tapi ketika beralih dari warna hijau menjadi warna coklat dan merah itu artinya sudah perlu diwaspadai. (rizqon)
Editor: Abadi