Maka, ketenangan tidak ditentukan oleh seberapa banyak harta seseorang, atau seberapa tinggi kedudukan dan jabatan seseorang.
“Akan tetapi, ditentukan seberapa teguh keyakinan dan keimanan seseorang kepada Allah SWT,” ucapnya.
Kemudian, kata ustadz syarat kedua adalah Dzikrullah yang berasal dari kata DZAKARA –
YUDZAKKIRA berarti ‘memelihara dalam ingatan’, maksudnya selalu mengingat dan menyebut nama Allah SWT.
“Mengingat, menyebut dan menghadirkan kebesaran Allah dalam setiap gerak hati,
lidah dan anggota tubuh seseorang yang beriman, atau dzikirullah pada hati, dzikrullah pada lisan, dan dzikirullah pada amal perbuatan,” jelasnya.
Lebih lanjut, berdzikir atau dzikrullah, adalah salah satu ibadah utama yang diperintahkan Allah SWT kepada umat beriman, hal tersebut disebutkan didalam Al Baqarah ayat 152.
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
(karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari-Ku)
Menurutnya, orang yang selalu berdzikir, diibaratkan adalah orang yang selalu bersama Allah SWT di setiap waktu.
Rasulullah SAW. Sesungguhnya Allah SWT Berfirman “Aku bersama hambaku
selagi dia berdzikir kepada-Ku dan kedua bibirnya bergerak seraya menyebut
Asma-Ku” (HR. Ahmad dan Ibn Majah serta Al-Hakim dari Abu Hurairah RA)
Kemudian, kata ustadz, umat islam juga sudah diperingatkan oleh Allah sWT untuk berhati-hatilah agar tidak mengabaikan ibadah dzikrullah.
“Jika kita mengabaikan ibadah dzikrullah, mereka akan dapat dimasukkan kedalam golongan kufur (tertutup dirinya dari nikmat dan karunia Allah) Maka, kehidupan orang ini akan sempit, bermakna tidak tidak akan tentram jiwanya dan dercaya akan merasakan kegundahan jiwa, dan kerisauan hati,” jelaanya.
Hal itu tercantum dalam firman Allah SWT (QS. Thaahaa, ayat 124 )
وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِنَّ لَهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَة اَعْمٰى
(Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan iami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta)
Karena itulah, disetiap waktu diperintahkan untuk berdzikir kepada Allah SWT, dalam
keadaan bagaimanapun, baik dalam posisi berdiri, duduk maupun berbaring.
“Dengan demikian kata dia, kita tidak ada keadaan diri kita yang tidak diisi dengan dzikrullah. Mudah-mudahan kita termasuk kedalam golongan orang yang beriman yang selalu berdzikir kepada Allah. Baik pada lisan atau ucapan, pada hati atau qalbun dan pada perbuatan atau tingkah laku. Agar ketentraman dan kenyamanan hidup membawa
keberkahan dan Rahmat Allah SWT,” tutupnya.(airlangga)
Editor: Abadi





