TANJUNG, Klikkalsel.com – Sejumlah warga di Kecamatan Bintang Ara kecewa ketidakhadiran PT Trikorindo Wana Karya (TWK) dalam mediasi yang berlangsung di Kantor Kecamatan Bintang Ara pada Kamis (25/5/2023).
Warga merasa dirugikan atas lahan yang sebelumnya dilakukan aktivitas oleh PT TWK, sehingga diminta kejelasan dengan melakukan mediasi di Kantor Kecamatan Bintang Ara.
Ketua Kelompok Masyarakat, Ahmadi mengaku aktivitas yang dilakukan oleh PT TWK sudah mengenai lahan milik warga.
“Informasi dari masyarakat adanya penebangan disana, setelah kita cek ternyata memang ada,” ungkapnya kepada Klikkalsel.com.
Menurutnya, PT TWK memiliki batasan pohon karet, sedangkan lahan yang dilakukan penebangan merupakan lahan yang sudah dikerjakan masyarakat dari turun menurun sejak nenek moyang.
“Itu yang ditebang, diluar lokasi. Masyarakat ini kita turun menurun disana,” katanya.
Baca Juga : Timsel Kalsel Sosialisasikan Pendaftaran Calon Anggota Bawaslu Wilayah III di Tabalong, Ini Mekanismenya
Baca Juga : Pengguna E-Parkir di Banjarmasin Baru 40 Persen
Sementara Camat Bintang Ara, Mulyadi membenarkan bahwa pihaknya melayangkan surat undangan kepada pihak PT TWK namun pihak perusahaan tidak berhadir.
“Kita sudah mengundang perusahaan, tapi tidak ada datang,” katanya.
Camat menginformasikan, pihak perusahaan meminta rapat tersebut digelar pada tempat yang kondusif yakni Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel dan Polres Tabalong.
“Mereka minta rapat tidak digelar di Kecamatan, mungkin menganggap kurang kondusif,” tuturnya.
Meski pihak perusahaan meminta mediasi dilakukan pada dua tempat tersebut, Camat tetap berharap dan berani menjamin keadaan apabila dilakukan rapat di Kantor Kecamatan Bintang Ara.
“Sebelumnya sudah dijelaskan, kami berani menjamin dengan warga kami di Bintang Ara, namun pihak perusahaan tidak berani,” tambahnya.
Diketahui, rapat tersebut dihadiri oleh pihak Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimca) Bintang Ara, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Tabalong, Kepala Desa Bintang Ara periode sekarang dan sebelumnya. (dilah)
Editor: Abadi
