BANJARMASIN, klikkalsel.com – Dunia pendidikan kembali tercoreng. SMAN 1 Sungai Tabuk menjadi sorotan tajam setelah menggelar acara perpisahan siswa di sebuah klub malam ternama di Banjarmasin.
Kejadian yang menghebohkan jagat media sosial ini menuai kecaman publik dan memicu pemanggilan resmi dari Komisi IV DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel).
“Saya menerima semua konsekuensi. Jika harus dipindahkan dari sekolah ini, saya siap,” ucap Kepala Sekolah (Kepsek) Elly Agustina dengan nada pasrah usai menghadiri pemanggilan DPRD, Senin (19/5/2025).
Elly mengaku, telah memberi arahan kepada guru panitia agar kegiatan perpisahan dilakukan di sekolah, sesuai edaran resmi dari Dinas Pendidikan. Namun panitia mengklaim, para siswa telah memiliki rencana sendiri.
“Mereka ingin suasana berbeda karena kalau di sekolah katanya terlalu melelahkan,” ujar Elly, yang kemudian mengizinkan perpisahan digelar di Hexagon Banjarmasin, tempat yang belakangan diketahui sebagai klub malam.
Ironisnya, Elly mengaku tidak tahu bahwa Hexagon merupakan tempat hiburan malam. “Saya kira hanya kafe dan restoran,” tuturnya.
Baca Juga : Penguatan Ekonomi Lokal, Pemprov Kalsel Dukung Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih
Baca Juga : Sinergi Telkom dan Dinas Pendidikan Kalsel untuk Sukseskan SPMB 2025–2026
Pernyataan itu justru makin memperuncing kritik. Ketua Komisi IV DPRD Kalsel, Jihan Hanifa, mengecam keras peristiwa ini dan menyebutnya sebagai bentuk pelecehan terhadap nilai-nilai pendidikan.
“Ini sudah melewati batas. Dunia pendidikan dihina dengan keputusan seperti ini,” tegas Jihan.
Ia mengaku sempat menanyakan kepada kepala sekolah terkait sanksi pengunduran diri. Elly, katanya, menyatakan siap mundur bila diperlukan.
Kini, semua tergantung pada keputusan Plt Kepala Dinas Pendidikan yang juga menjabat sebagai Plt Sekda. “Kami menunggu kebijakan tegas. Ini bukan soal satu sekolah, tapi soal wibawa pendidikan kita,” ungkap Jihan.
Parahnya lagi, menurut Jihan, SMAN 1 Sungai Tabuk bukan satu-satunya pelanggar. “Ada 15 sekolah lain yang juga melanggar, tapi ini yang paling parah. Dinas sudah menyurati mereka dan akan segera menindaklanjuti.”
Kejadian ini menjadi tamparan keras bagi dunia pendidikan. Ketika norma dan aturan diabaikan demi “keinginan siswa”, nilai-nilai pembentuk karakter bangsa ikut diruntuhkan. (azka)
Editor : Akhmad





