BANJARMASIN, klikkalsel.com – Pasca banjir, volume sampah di Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) meningkat hingga 300 persen.
Hal itu lantaran banjir selama 12 hari lebih, mengakibatkan daerah terdampak banjir tidak bisa membuang sampahnya
“Menurut catatan potensi sampahnya sehari hari berkisar 75 ton sehari dan dikalikan 12 hari berkisar 900 ton lebih yang menunggu. Maka sejak 22 Januari 2021 warga sudah mulai membuang sampah ini menjadikan beberapa TPS membludak sampah tiap hari 300 persen,” kata Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin Marzuki saat dihubungi klikkalsel.com, Rabu (27/1/2021).
Menurut dia, meningkatnya volume sampah dalam beberapa hari terakhir karena warga mulai membersihkan rumah dan lingkungan sekitar rumah yang kebanjiran.
Ia mengungkapkan, banjir juga menyebabkan tempat penampungan sementara (TPS) sampah terendam sehingga sampahnya mengalir ke daerah sekitarnya.
Maka dari itu, pemerintah Banjarmasin sudah mengerahkan 60 truk untuk mengangkut sampah ke tempat penampungan akhir (TPA Basirih) yang berada di Jalan Gubernur Soebardjo, berjarak sekitar 10 km dari pusat kota dan 4.5 Km dari Pelabuhan Trisakti. Kelurahan Basirih Selatan, Kecamatan Banjarmasin Selatan
“Kami upayakan agar semua sampah bisa terangkut ke TPA. Dalam beberapa hari terakhir petugas kebersihan terpaksa lembur siang malam,” katanya.
Banjir melanda wilayah Kota Banjarmasin sejak 14 Januari 2021. Pemerintah kota pada 15 Januari 2021 memberlakukan status tanggap darurat bencana untuk mempercepat penanganan dampak banjir. Saat ini genangan akibat banjir di kota itu sudah mulai menyurut.
Oleh sebab itu, ia menghimbau agar masyarakat kota banjarmasin bisa bekerjasama dalam Pengelolaan sampah pasca banjir.
Diantaranya, dengan cara sampah dipisahkan antara sampah rumah tangga (dapur) sehari dengan sampah akibat banjir (perabotan, sampah gotong royong).
Sampah alangkah baiknya dibungkus dengan rapi dan tertutup sehingga mempermudah proses pengangkutan dan baunya tidak terlalu mengganggu
“Sampah yang dibuang ke TPS adalah sampah rumah tangga sehari hari (sisa dapur, dan sejenisnya). Terhadap sampah dampak banjir dikumpulkan disuatu tempat dan dikordinator RT untuk diangkut dengan mobil angkutan khusus dengan harapan ada swadaya masyarakat langsung diangkut ke TPA,” jelaskan.
Mengingat keterbatasan baik itu kapasitas sarana dan petugas. “Maka diperlukan kerjasama semua pihak untuk mengatasi sampah dalam upaya penanganan darurat banjir,” pungkasnya.(airlangga)
Editor : Akhmad