Artefak Milik Rasulullah Terpampang di Ponpes Yasin Kota Banjarbaru

Bongkahan batu berasal dari Mekkah yang memiliki daya elektromagnetik dipajang dalam pameran.(foto : nuha/klikkalsel)

BANJARBARU, klikkalsel.com- Sebanyak 17 koleksi mulai dari telapak kaki, rambut dan janggut Nabi Muhammad Rasulullah SAW, pedang Saidina Husain, tersusun rapi di Pondok Pesantren (Ponpes) Yasin, Jalan Guntung Manggis Kota Banjarbaru. Selain itu juga ada Kain Kiswah dalam Kakbah batu dinding Kakbah.

Pameran Artefak tersebut berlangsung sejak tanggal 19 November hingga 30 November 2019, yang mana siang hari sampai dengan sore merupakan jam khusus pengunjung wanita dan selebihnya pengunjung lelaki.

Koleksi tersebut adalah milik Prof Dr H Abdul Manan Bin Embong asal Malaysia, seorang profesor dari Universitas Malaya, yang mendalami bidang sejarah Islam dan peneliti sejarah Islam.

(Kanan) Peneliti sejarah islam Prof Dr H Abdul Manan Bin Embong, menjelaskan tentang Artefak miliknya dengan bahasa melayu.(foto: nuha/klikkalsel.com)

Ia sengaja memboyong artifak itu ke Ponpes Yasin yang dipimpin KH Ahmad Fahmi Zamzam, semata hanya untuk Syiar Islam.

Diungkapkan Prof Dr H Abdul Manan, koleksi pertama yang dimiliki pada tahun 1974 adalah pedang Laksamana Chengho atau Raja Malaka (Sultan Mansur Shah).

Kemudian semakin bertambah hingga kini sampai 3700 koleksi Artefak Islam, yang terkumpul dari seluruh belahan dunia.

Pada era modern ini, banyak orang tidak percaya akan keaslian barang yang bernilai sejarah. Namun Artefak milik Prof Dr H Abdul Manan dapat dikatakan merupakan barang asli, hal itu dibuktikan dengan sanad (silsilah benda) dan sertifikat yang dikeluarkan dari lembaga resmi museum.

“Tapi kalau saya tidak cukup, benda koleksi saya ini juga sudah lulus penyelidikan uji laboratorium, uji karbon uji penelitian, Alhamdulillah, koleksi saya sudah lulus itu semua,” imbuhnya, Minggu (24/11/2019).

Ia menceritakan, dalam membeli Artefak milik orang lain pun tidak hanya sebatas uji forensik saja, ada serangkaian uji lainnya seperti contoh jika membeli rambut Rasulullah. Maka wajib dicek usia rambut, ciri-ciri rambut, tes karbon, lalu kemudian dicek keabsahan dan terdaftar sertifikatnya.

“Pernah dulu ada orang mau jual rambut Rasulullah, tapi setelah dicek (tes karbon) ternyata asalnya dari Cina, ya gugur lah saya tak jadi membeli,” terangnya.

Sebagian rambut Rasulullah yang dipajang dalam pameran.(foto : nuha/klilkkalsel)

Harga item bernilai sejarah untuk dilakukan pengecekkan uji laboratorium tidaklah murah, sekitar 10.000 US Dollar per item atau satu barang.

Prof Dr H Abdul Manan juga terdaftar sebagai pemilik benda Rasullah di daftar Topkapi Palace Museum, Turki.(nuha)

Editor : Amran

Tinggalkan Balasan