Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Kalsel Berkumpul Selamatkan Negeri.

Antusias Mahasiswa mendengarkan paparan terkait pergerakan mahasiswa Islam. (Ist/Klikkalsel)

BANJARMASIN, klikkalsel – Tak mau dicap cuma ‘bobo siang’, lebih 50 mahasiwa Islam beberapa organisasi ekstra kampus dan Badan Eksekutif Mahasiswa di Kalimantan Selatan berkumpul dan berdiskusi menyamakan persepsi mengawal keadilan dan kesejahteraan negeri.

Pertemuan yang dinamai Dialog Khas Mahasiswa (Dialogika) bertema peran pergerakan mahasiswa Islam dulu, sekarang dan yang akan datang dalam selematkan negeri ini, digelar di Aula Edotel Banjarmasin, Rabu (1/5/2019).

Menghadirkan pembicara dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kalsel (IMM), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Kalsel (KAMMI), Pelajar Islam Indonesia Kalsel (PII), BEM Se Indonesi Kalsel (BEM SI), Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus Kalsel (BKLDK) dan Gerakan Mahasiswa Pembebasan Kalsel (GP) selaku Panitia penyelenggara.

Salah seorang pembicara Ahmaf Anwar mengatakan, acara seperti ini sudah lama dirindukan para aktivis, dimana perjuangan kemerdekaan dan perubahan di negeri ini tidak dipungkiri karena ditenggarai Aktivis Mahasiswa Islam.

“Tapi ironisnya kini mahasiswa Islam mulai ditakuti-takuti dengan agenda deradikalisasi kampus,” ujarnya.

Menjawab hal itu perwakilan PII Kalsel, Tarmuji mengatakan bangga kalau dibilang radikal, karena Radikal itu asal katanya radix atau akar, jadi kalau diartikan yaitu orang yang berprinsip, orang yang landasannya mengakar.

“Dan aneh jika seseorang beriman atau berislam namun keimanan dan keislamannya tidak mengakar,” kata Mahasiswa UIN Banjarmasin.

Disampaikannya, PII dahulu adalah organisasi dengan ideologi Islam juga pernah dibubarkan dan mengalami masa tekanan dari rezim karena perbedaan pendapat. Tapi selama berpegang teguh dengan Islam organisasi ini tetap bertahan. “Jangan Takut memegang prinsip-prinsip Islam, karena Allah akan menolong kita semua,” imbuhnya.

Sedangkam Pembicara dari KAMMI Kalsel, Ahmad Zainudin, lebih senang disebut Muslim. Karena itu lebih memposisikan sebagai bagian dari Mahasiswa muslim yang seharusnya bersatu dan mengingat tugas-tugasnya sebagai mahasiswa.

Perwakilan IMM Kalsel, Lalili Masruri menyatakan segera menyudahi segala perdebatan yang melahirkan perpecahan.

“sudah cukup capek kita dipecah belah, saatnya mahasiswa muslim bersatu memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan rakyat. jangan terpancing terhadap upaya-upaya untuk memecah persatuan umat dan aktivis mahasiswa Islam oleh pihak-pihak yang tidak suka dengan islam, dan kita sudah ketahui bersama bahwa kunci dari akar masalah umat Islam saat ini adalah persatuan,” ketusnya.

Dari diskusi itu, perjuangan mahasiswa islam saat ini tiada lain perjuangan yang sama yaitu memperjuangkan dakwah Islam, demi kejayaan Islam dan Keselamatan seluruh ummat.

Dan di akhir acara semua aktivis ini membuat komitmen bersama dan memberikan testimoni tentang peran perjuangan aktivis mahasiswa.

Zainuddin Assajdah selaku Ketua Panitia pada Dialogika ini mengharapkan dengan diadakannya pertemuan aktivis ini, bisa mengembalikan sikap idealisme dan kritisme mahasiswa ditengah era milenial ini.

“Kami ingin menegaskan bahwa mahasiswa tidak akan loyo lagi, tidak akan takut ditekan dan tidak akan mundur bila melihat kezaliman yang ada,” pungkasnya.(ganang)

Editor : Farid

Tinggalkan Balasan