BANJARMASIN, klikkalsel.com – Pemko Banjarmasin mulai melakukan langkah konkret untuk menghidupkan kembali salah satu ikon budaya sungai yang melegenda yakni Pasar Terapung Kuin Alalak.
Pasar yang dulunya ramai dengan perahu-perahu kecil dan transaksi di atas air itu kini mulai dilirik kembali sebagai potensi wisata unggulan sekaligus warisan budaya Banua yang nyaris terlupakan.
Plt Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Kota Banjarmasin, Fitriah, mengungkapkan bahwa hingga kini masih ada sejumlah Acil yang setia menjajakan dagangannya di kawasan Kuin Alalak setiap hari.
“Tapi memang belum diatur secara resmi sebagai objek wisata,” ujarnya, Rabu (30/7/2025).
Selama ini, geliat wisata terapung lebih terkonsentrasi di Dermaga Apung Siring Piere Tendean, yang menjadi titik utama aktivitas pasar terapung setiap akhir pekan.
Namun, Pemko melihat potensi besar dalam mengembangkan kembali Kuin Alalak, tak hanya sebagai ruang jual beli warga lokal, tetapi juga sebagai daya tarik utama wisata budaya sungai di Banjarmasin.
“Ke depan, kita ingin melakukan pendekatan dan kolaborasi agar pasar terapung di Kuin Alalak kembali menggeliat, bukan hanya sebagai aktivitas ekonomi warga, tetapi juga sebagai atraksi wisata unggulan,” tuturnya.
Baca Juga : Masa Pasar Terapung Memudar, Banjarmasin Perlu Bangun Narasi Wisata Baru
Baca Juga : Dukung Budaya Daerah, Bank Kalsel Bantu Pembangunan Spot Pasar Terapung di TMII
Ia pun menginginkan agar Pasar Terapung Kuin ini bisa lebih dari sekadar destinasi wisata, melainkan sebagai bagian penting dari pelestarian budaya sungai yang telah menjadi identitas Banjarmasin selama berabad-abad.
“Kita ingin para wisatawan yang datang ke Banjarmasin bisa menikmati pengalaman otentik pasar terapung tanpa harus pergi ke kabupaten tetangga,” jelasnya.
Fitriah menegaskan, menghidupkan kembali pasar terapung bukan hanya soal menjaga tradisi, tetapi juga membuka ruang bagi pertumbuhan ekonomi kreatif berbasis lokal.
Untuk itu, Pemko kini tengah menyiapkan sejumlah strategi mulai dari penataan lokasi, promosi terpadu, hingga pelibatan aktif masyarakat setempat.
Semua ini dilakukan agar denyut kehidupan pasar terapung di Kuin Alalak kembali bergema dan mampu menarik minat wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri.
“Karena pasar terapung selain ikon juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif berbasis lokal,” pungkasnya.(fachrul)
Editor : Amran





