MARABAHAN, Klikkalsel – BEDAK dingin atau yang lebih dikenal oleh masyarakat Kalimantan Selatan (Kalsel), khususnya urang Banjar dengan sebutan nama “Pupur Basah”.
Ini sering kali digunakan masyarakat jika keluar rumah untuk menahan paparan matahari, pun petani terutama ibu-ibu ketika bekerja untuk bercocok tanam padi di lahan sawah.
Mengingat teriknya matahari yang begitu menyengat kulit dan seringkali membuat kulit hitam, pupur basah menjadi pilihan alternatif untuk menjaga kulit agar terlindung dari sengatan matahari secara langsung.
Pupur dengan harga murah meriah ini ternyata juga dipakai oleh Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor, yang akhir-akhir ini terjun langsung bersama lapisan masyarakat untuk menggarap lahan sawah di Desa Jejangkit Muara, Kabupaten Barito Kuala (Batola).
Lahan ini yang nantinya akan digunakan sebagai lokasi peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke – XXXVIII 2018 pada pertengahan Oktober mendatang.
Senin, (6/8/18), pria yang disapa Paman Birin ini bersama para jurnalis banua atau yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalsel melakukan kegiatan tanam padi bersama atau bahuma.
Sebelum terjun bahuma, Paman Birin menyempatkan menggunakan Pupur Basah.
“Kalau topi kan cuma melindungi kepala, sedangkan pupur basah ini ‘ujar acil-acil’ (kata ibu-ibu) bisa melindungi kulit dari sengatan panas matahari,” ungkap Paman Birin sembari mengusapkan pupur basah di wajahnya.
Selesai memakai pupur basah, dengan didampingi Ketua PWI Kalsel Zainal Helmi, Komandan Korem 101/Antasari Kolonel (Inf) Yudianto Putrajaya dan Kolonel Laut (P) Wijayanto, Paman Birin pun tampak begitu semangat menancapkan benih padi di lahan siap tanam tersebut.
Diketahui lahan seluas 4000 Hektar tersebut harus rampung dalam jangka kurang lebih 2 bulan, dikarenakan tanggal 16 Oktober mendatang Hari Pangan Sedunia akan dilaksanakan, direncanakan Presiden Joko Widodo, Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan beberapa organisasi tani akan berhadir memeriahkan hari pangan tersebut. (ganang)
Editor : Farid