BANJARMASIN, klikkalsel.com – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMP di Kota Banjarmasin telah berakhir, sayangnya masih terdapat sejumlah sekolah yang kekurangan peserta didik baru.
Dari hasil yang didapatkan sebanyak 17 SMPN di Kota Banjarmasin masih kekurangan siswa di tahun ajaran baru 2025-2026 ini. Dari seluruh jalur penerimaan ke 17 sekolah tersebut belum bisa memenuhi kuota pendaftaran.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, Ryan Utama, menyampaikan bahwa sekolah-sekolah yang kekurangan siswa tersebar di sejumlah kecamatan.
“Data sementara, ada 17 SMP yang belum memenuhi kuota. Paling banyak itu ada di wilayah Banjarmasin Utara, sekitar lima sekolah,” jelas Ryan pada Rabu (19/6/2025).
“Sedangkan di Banjarmasin Tengah hanya tersisa satu sekolah yang kuotanya belum penuh,” lanjutnya.
Karena banyaknya sekolah yang kekurangan peserta didik baru tersebut, Dinas Pendidikan langsung merespon dengan cepat dengan berencana menggelar rapat internal.
Dalam rapat tersebut nanti akan membahas pengumuman lanjutan dan langkah penanganan perihal sekolah yang kekurangan pendaftar itu.
Baca Juga :Â Pemkot Banjarmasin Tingkatkan Dermaga Pasar Baru, Anggarkan Rp1,8 Miliar
Baca Juga :Â Jemaah Haji Embarkasi Banjarmasin yang Wafat Bertambah Menjadi Enam Orang
Salah satu solusi yang disiapkan adalah membuka kembali pendaftaran secara offline di sekolah-sekolah yang masih memiliki sisa kuota.
“Kami akan buat surat edaran untuk sekolah-sekolah yang masih kekurangan peserta,” tuturnya.
“Nantinya akan dilakukan pendaftaran ulang secara offline, sesuai dengan ketentuan Permendikbud dan juknis yang telah kami keluarkan,” tambahnya.
Sementara itu, untuk jenjang Sekolah Dasar (SD), meski proses PPDB telah rampung, Disdik masih menerima laporan dari orang tua yang anaknya belum memperoleh sekolah.
“Untuk SD, kami akan evaluasi kembali. Kami data lagi mana sekolah yang kuotanya masih kosong agar bisa menampung siswa yang belum tertampung,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa rendahnya jumlah pendaftar di beberapa sekolah kemungkinan besar disebabkan oleh kecenderungan siswa memilih sekolah-sekolah favorit.
Sebagai langkah antisipasi, siswa yang tidak diterima di ketiga pilihan sekolah akan didistribusikan ke sekolah lain yang masih memiliki sisa kuota, agar seluruh anak tetap mendapatkan bangku sekolah.
“Saat mendaftar, siswa bisa memilih tiga sekolah. Tapi kebanyakan terfokus ke sekolah unggulan. Akhirnya mereka tidak diterima di semua pilihan, dan sekolah-sekolah lain malah kekurangan pendaftar,” pungkasnya.(fachrul)
Editor : Amran





