Wakil Rakyat Ini Heran Pemerintah Seakan tak Mampu Kendalikan Harga Sembako

Sejumlah Kebutuhan Pokok naik di Bulan Ramadhan

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Harga sejumlah kebutuhan pokok naik pada bulan Ramadhan. Alasan kenaikan pun beragam, mulai soal pemasok, harga pakan yang tinggi dan lainnya.

Menanggapi kenaikan tersebut Anggota Komisi II DPRD Kalsel Gusti Rosyadi Elmi menyatakan, dengan semakin naiknya harga pangan tentu sangat menyulitkan masyarakat saat ini.

“Ya, saya heran saja pemerintah seakan tidak mampu mengendalikan keterjangkauan harga sembako,” katanya.

Apalagi, kata dia, sejumlah keperluan yang sangat penting di tengah masyarakat harganya naik, seperti beras, telur, daging, ayam potong, dan sayur mayur.

Bahkan menurutnya, seperti mengalami inflasi tak terkendali. Padahal, kondisi inflasi ini semakin menambah kesengsaraan rakyat di tengah melimpahnya pangan di negeri sendiri.

“Toh begitu, para petani kesejahteraannya masih biasa saja, income bagi pekerja tidak mengalami peningkatan signifikan,”ucapnya.

Ia berharap, ada upaya konkret untuk mengatasi kenaikan harga sembako terutama pada bulan Ramadan ini.

“Kebutuhan yang meningkat seperti saat ini , diupayakan agar masyarakat sejahtera,” pungkasnya.

Baca Juga : Harga Bapok Meroket, Pemkab Banjar Buka Pasar Murah di 20 Kecamatan

Baca Juga : Hindari Kenakalan Remaja, Walikota Banjarmasin Minta Patroli Rutin Menyasar ke Titik Rawan

Diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Februari 2024 merilis terjadi inflasi y-on-y sebesar 2,27 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 103,31 pada Februari 2023 menjadi 105,66 pada Februari 2024. Tingkat deflasi m-to-m sebesar 0,01 persen dan tingkat inflasi y-to-d masing-masing sebesar 0,54 persen.

“Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya hampir seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,75 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,96 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,84 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,16 persen; kelompok kesehatan sebesar 2,19 persen; kelompok transportasi sebesar 1,70 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,15 persen; kelompok pendidikan sebesar 2,10 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,71 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,53 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,98 persen,” kata Kepala BPS Kalsel, Martin Wibisono, Banjarbaru, Jumat (1/3/2024) lalu. (azka)

Editor : Akhmad