Tren Kekerasan Perempuan dan Anak Terus Meningkat, Muhammad Yamin: Ini Perkara Tak Bisa Ditoleransi

Wali Kota Banjarmasin, Muhammad Yamin didampingi Ketua TP PKK Kota Banjarmasin, Neli Listriani saat memaparkan kampanye anti kekerasan perempuan dan anak

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Pemko Banjarmasin secara resmi membuka Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (HAKTP) Tahun 2025 yang kali ini dipusatkan di Banjarmasin Creative Hub.

Mengangkat tema ‘Kita Punya Andil Kendalikan Ruang Aman’, kampanye ini semakin menegaskan sikap adaptif pemerintah kota terhadap isu kekerasan berbasis gender.

Kegiatan tahun ini dikemas berbeda dengan menghadirkan pameran interaktif berupa photo-voice dan video-voice PKM-RSH hasil kolaborasi dengan mahasiswa/i Psikologi di Banjarmasin.

“Hari ini kita bersama-sama memperingati Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan. Saya menegaskan bahwa kekerasan terhadap perempuan ini adalah perkara yang tidak bisa kita toleransi,” ucap Wali Kota Banjarmasin Muhammad Yamin.

Yamin ingin kegiatan ini tidak hanya sekadar seremonial, tetapi dapat memberikan edukasi dan pemahaman yang jelas kepada masyarakat, khususnya mengenai upaya pencegahan dan penolakan terhadap segala bentuk perilaku kekerasan.

“Kita berharap kampanye HAKTP ini tidak serta merta menjadi tugas pemerintah, tapi segenap stakeholder termasuk seluruh masyarakat juga harus memberikan dukungan untuk bisa menegakkan yang namanya anti kekerasan terhadap perempuan,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Banjarmasin, Muhammad Ramadhan menuturkan bahwa data kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di kota Banjarmasin lima tahun terakhir trennnya terus meningkat.

Baca Juga : Muhammad Yamin Sambangi Langsung Kontingen Banjarmasin di Porprov XII Tanah Laut

Baca Juga : Mitigasi Kekerasan terhadap Anak, Pemko Banjarmasin Lakukan Pendekatan Lintas Sektor

“2019 ada 57 kasus, 2020 ada 77 kasus, 2021 ada 91 kasus, 2022 ada 156 kasus, 2023 ada 132 kasus, hingga 2024 itu ada 180 kasus yang diterima, bahkan di sepanjang tahun ini saja sudah ada 168 laporan yang masuk, ini tentu jadi perhatian serius,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, dari total korban yang ditangani, 75 persen adalah perempuan dewasa dan perempuan anak-anak, sementara 25 persen adalah laki-laki.

Untuk itu, sejalan dengan tema yang dicetus, pihaknya akan terus mengupayakan kenyamanan serta perlindungan terhadap perempuan dan anak.

“Semakin banyak kita sampaikan kanal-kanal pengaduan melalui beragam sinergi, maka semakin banyak juga yang dapat kita tangani, termasuk dalam upaya mencegah, sebagai jembatan deteksi dini untuk para korban agar menjadi pulih dan kuat kembali,” jelasnya.

“Kemudian pelakunya ditangkap dan diberikan hukuman seberat-beratnya. Ini yang jadi perhatian utama kita,” sambungnya.

Ia mengungkapkan, dalam upaya perluasan pencegahan, saat ini pihaknya telah melaksanakan sejumlah program, termasuk salah satunya peningkatan status kelurahan menjadi Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak (KRPPA) yang kini jumlahnya sudah ada 11.

“Kami optimis dalam 5 tahun, seluruh kelurahan di Kota Banjarmasin akan menjadi KRPPA,” terangnya.

Tak hanya itu, sosialisasi perlindungan pekerja perempuan, serta pelatihan pencegahan dan penanganan kekerasan yang melibatkan masyarakat dan guru, sebagai upaya memperluas kapasitas publik juga akan terus digencarkan. Ia menegaskan pentingnya peran seluruh stakeholder dan masyarakat.

“Pastinya apabila ada kejadian kekerasan terhadap perempuan dan anak di lingkungan kerja kita, segeralah dilaporkan dan insyaallah akan segera kita tangani semaksimal mungkin,” pungkasnya.(fachrul)