Kalsel  

Titik Panas Turun Karhutla Kalsel 2025 Terkendali

Petugas saat melakukan pemadaman pada titik kebakaran

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kalimantan Selatan (Kalsel) pada 2025 menunjukkan hasil positif.

Hingga 25 Agustus 2025, luas lahan terdampak tercatat hanya 427,88 hektare dengan 197 kejadian, jauh menurun dibanding tahun 2024 yang mencapai 1.326 hektare dengan 366 kejadian. Jumlah titik panas pun berkurang signifikan dari 6.349 titik pada 2024 menjadi hanya 2.221 titik pada 2025.

“Data ini merupakan akumulasi pemantauan sejak 1 Januari hingga Agustus 2025. Seluruh angka dihimpun dari pengamatan langsung BPBD kabupaten/kota di lapangan,” jelas Kabid Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kalsel, Bambang Dedi Mulyadi, Selasa (2/9/2025).

Bambang menegaskan, perbedaan angka dengan data Kementerian Kehutanan (Kemenhut) wajar terjadi. “Data Kemenhut bersumber dari pencitraan satelit, sedangkan BPBD mengandalkan laporan langsung di lapangan. Selain itu, kebakaran di lahan konsesi swasta berada di luar kewenangan BPBD dalam penanganannya,” terangnya.

Menurut Bambang, penurunan luas lahan terdampak karhutla tidak terlepas dari kesigapan semua pihak. “Dampak karhutla dapat ditekan seminimal mungkin berkat kolaborasi lintas sektor sesuai arahan Gubernur Kalsel,” ujarnya.

Baca Juga : Tim Gabungan Lakukan Operasi Udara & Darat Pencarian Helikopter yang Hilang Kontak, Cuaca Buruk Jadi Kendala

Baca Juga : Ketua Dewan Kalsel Siap Bawa Surat Rakyat ke Pusat, Ribuan Demonstran Bubar dengan Tertib

Dukungan pemerintah pusat juga memperkuat upaya pengendalian. BNPB mengoperasikan helikopter waterbombing dan helikopter patroli udara sejak 18 Agustus 2025, yang mempercepat pemadaman di titik-titik sulit dijangkau darat.

Selain itu, Kementerian Lingkungan Hidup menggelar operasi modifikasi cuaca (OMC) selama 10 hari untuk membasahi kawasan rawan terbakar dan mencegah penyebaran api.

“Dengan kombinasi pemadaman darat dan udara, langkah penanganan karhutla menjadi jauh lebih efektif dan efisien,” tambah Bambang.

Dengan data ini menjadi sinyal bahwa Kalsel semakin siap menghadapi musim kemarau dan potensi kebakaran hutan serta lahan. Penurunan signifikan luas lahan terbakar dan jumlah titik panas menunjukkan bahwa upaya preventif, kesiapsiagaan, hingga teknologi modifikasi cuaca berhasil menekan dampak karhutla.

“Kami tetap mengingatkan masyarakat dan pihak swasta agar tidak lengah. Ancaman kebakaran masih ada, terutama di lahan gambut dan kawasan konsesi yang rawan terbakar. Kesadaran bersama untuk mencegah karhutla dinilai menjadi kunci agar tren positif ini terus berlanjut hingga akhir tahun,” pungkasnya. (azka)

Editor : Akhmad