Temuan Peninggalan Prasejarah Gegerkan Desa Paau, Kapak Corong Jadi Sorotan

Artepak prasejarah kapak corong yang ditemukan masyarakat Desa Paau, Aranio, Kabupaten Banjar. (Mada)

​MARTAPURA, klikkalsel.com – Desa Paau di tengah Waduk Riam Kanan, Kabupaten Banjar, tidak hanya memukau dengan keindahan alamnya, tetapi juga menyimpan harta karun prasejarah. Berbagai peninggalan peradaban kuno yang ditemukan warga kini tersimpan rapi.

Peninggalan yang tidak sengaja ditemukan oleh warga saat mencari emas ini berasal dari beberapa zaman yang berbeda. Di antaranya adalah kapak batu dari zaman Paleolitikum atau Neolitikum, serta manik-manik lilis yang kerap digunakan oleh masyarakat Dayak.

Namun, yang paling menarik perhatian adalah temuan kapak corong dari zaman perunggu yang diperkirakan pertama kalinya ditemukan di Kalimantan.

​Salah satu warga, Rahmadi, mengaku telah menemukan benda-benda bersejarah ini sejak tahun 1983. Ia tidak mengetahui asal usulnya, sehingga hanya menyimpannya di rumah.

Baca Juga : Jaga Warisan Kota Seribu Sungai, Banjarmasin Usulkan Beberapa Bangunan Bersejarah Jadi Cagar Budaya

Baca Juga : Pameran Lukisan Budaya Tak Benda di Banjarbaru, Ajang Pelestarian Warisan Kalsel

​”Ditemukan saat mencari emas, dan sejak itu kami simpan saja di rumah karena tidak tahu benda apa ini,” kata Rahmadi, Ahad (24/08/2025) kemarin.

​Melihat adanya penemuan ini, seorang arkeolog dan peneliti muda, Ida Bagus Putu Prajna Yogi, mengunjungi Desa Paau. Setelah melihat langsung benda-benda tersebut, ia mengaku sangat terkesima. Ia secara khusus menyoroti temuan kapak corong yang selama ini jarang ditemukan di Kalimantan.

​”Sejauh ini saya berkutat di dunia arkeologi, di Kalimantan baru pertama kali menemukan kapak corong tersebut,” ujar Ida Bagus.

​Desa Paau adalah salah satu dari 12 desa yang berada di tengah Waduk Riam Kanan. Dengan jumlah penduduk 600 jiwa yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan dan petani, desa ini hanya dapat diakses menggunakan kapal dengan waktu tempuh dua jam dari dermaga Riam Kanan. (Mada)

Editor: Abadi