Teater Kolosal ‘Pangeran Antasari’, Miniatur Production: Hidupkan Sejarah di Panggung

Muhammadiyah Azmi Arif pimpinan produksi miniatur production pertunjukan teater kolosal pangeran Antasari saat memimpin konferensi pers

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Miniatur Production, komunitas seni asal Banjarmasin, siap menghadirkan pertunjukan teater kolosal berjudul Pangeran Antasari di Gedung Sultan Suriansyah, Sabtu (30/11/2024) sekitar pukul 20.00 Wita mendatang.

Karya seni ini merupakan bagian dari program Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenbud RI) untuk mengangkat kisah pahlawan lokal melalui panggung seni.

Sebagai salah satu dari sembilan komunitas yang berhasil lolos, Miniatur Production akan terus berupaya untuk mewujudkan proyek ini.

“Alhamdulillah, kami melewati berbagai tahapan seleksi hingga terpilih,” ungkap Muhammad Azmi Arif, pimpinan produksi, dalam konferensi pers pada Selasa (26/11/2024).

“Dukungan ini memungkinkan kami menghadirkan karya seni dengan totalitas.” sambungnya.

Pertunjukan tersebut kabarnya melibatkan sekitar 200 orang, termasuk 150 pemain utama dan figuran, tim musik, serta kru pendukung.

Tak hanya itu, beberapa komunitas seni lainnya turut digandeng untuk memperkaya hasil karya tersebut.

Alasan memilih Pangeran Antasari sebagai tema, menurut Azmi, adalah karena sosoknya memiliki catatan literasi yang lebih kaya dibandingkan pahlawan lainnya.

“Karena ini cerita sejarah, kami tidak ingin berimajinasi dalam pembuatannya,” tegasnya.

Dengan dana besar dan jumlah pemain yang masif, pertunjukan ini disebut sebagai salah satu produksi teater megah di Banjarmasin. Targetnya, lebih dari 1.000 penonton akan memadati gedung, dan semuanya dapat menyaksikan secara gratis.

“Masyarakat Kalimantan Selatan jangan sampai melewatkan ini!” ujar Azmi.

Ia berharap pertunjukan ini tak hanya menghibur, tetapi juga menginspirasi generasi muda untuk mengenal lebih dekat sosok pahlawan mereka.

“Semoga pertunjukan ini menggugah semangat dan memunculkan pahlawan baru di masa depan,” harapnya.

Ditambahkan Sutradara pertunjukan, Musrifani yang akrab disapa Encus menyebut, nilai perjuangan dan moralitas Pangeran Antasari menjadi alasan utama pengangkatan kisah tersebut.

“Beliau bukan hanya seorang pahlawan nasional, tapi juga pemimpin rakyat dan pemuka agama. Nilai-nilai itu sangat relevan untuk kita refleksikan,” ujarnya.

Lebih lanjut, menurutnya menghidupkan kisah Pangeran Antasari tidaklah mudah. Salah satu tantangan terbesar adalah minimnya catatan sejarah tentang masa kecil sang pahlawan.

Untuk mengatasi hal itu, Miniatur Production memanfaatkan teknologi video mapping sebagai bagian dari pementasan.

Adapun tantangan lainnya, pihaknya mengaku saat waktu persiapan yang bisa terbilang sangat terbatas. Yaitu hanya memiliki waktu sekitar satu bulan untuk menyelesaikan riset, menulis naskah, dan mengatur latihan intensif bagi ratusan pemain.

Meskipun demikian, berkat dukungan banyak pihak, semua tantangan itu berhasil diatasi secara perlahan dan dikondisikan.

Kemudian, Fauzian Anshari, pemeran utama Pangeran Antasari, mengakui beratnya tanggung jawab memerankan sosok yang sangat dihormati dan merupakan pahlawan nasional asli Kalimantan tersebut. Untuk memperdalam perannya, ia bahkan melakukan ziarah ke makam Pangeran Antasari.

“Ziarah ini membantu mengikat hati saya dengan sosok beliau. Nilai perjuangan dan moralitasnya benar-benar menginspirasi,” tuturnya.

Saat memerankan, Fauzi juga mengungkapkan adanya pengalaman unik selama pendalaman karakter.

“Saya sempat merasa fisik drop saat berdiskusi mendalami karakter. Entah ini hal mistis atau bukan, saya tidak tahu,” pungkasnya. (airlangga)

Editor: Abadi