RANTAU, klikkalsel.com – Terkait ditemukanya informasi kejangalan dalam proses penghitungan suara pasca pilkada 9 Desember lalu, Pasangan calon (paslon) calon Gubernur – Wakil Gubernur Kalsel Nomor Urut 2, Denny Indrayana – Difriadi (H2D), mulai bereaksi dan melakukan investigasi.
Calon Gubernur Kalsel Denny Indrayana mengatakan, maksud dan tujuannya adalah untuk memantau hasil rekap, serta menggali data dan informasi di Kecamatan Binuang.
Pasalnya, pihaknya telah mendapat informasi adanya temuan dan kekeliruan pada saat pemungutan suara 9 Desember lalu, yang mana tingkat Partisipasi Pemilu di 10 TPS lebih di Binuang, yang mencapai 100 persen.
“Karena di beberapa TPS saya tidak mendapat suara dari kehadiran 100 persen, dan 100 persen itu suaranya untuk pasangan calon yang lain,” ucapnya, Sabtu (12/12/2020).
Menurutnya, hal tersebut sangat penting untuk didalami dan diinvestigasi. Karena, ia merasa sangat janggal.
Meskipun begitu, sebenarnya ia sangat mendukung Pemilu apalagi partisipasi meningkat.
Karena hal tersebut, dimana dari seluruh DPT yang ada, seluruh suara hanya memilih satu kandidat pilkada gubernur.
Oleh sebab itu, pihaknya memantau langsung Rekapitulasi di Kecamatan Binuang Rantau, untuk melihat kondisi perhitungan suara yang dilakukan PPK dan dihadiri oleh para saksi.
“Agar prosesnya berjalan dengan baik, yang juga dihadiri oleh para saksi,” tuturnya.
Haji Denni juga mengatakan, dari 10 TPS tersebut yaitu seperti di kawasan Pualam Sari,Tungkap, Binuang dan Raya Belanti pihaknya juga menemukan keanehan.
“Kita akan pantau 10 TPS tersebut,” tegasnya.
Berdasarkan keterangan Adi Parman Dewan Bekarya Kabupaten Tapin Dapil Binuang, jika di Sejumlah TPS binuang partisipasi pemilihnya tinggi hal itu sebuah kewajaran.
Di mana Binuang adalah basis salah satu calon yang pada Pilkada lalu, juga mendapatkan perolehan suara 100 persen.
“Di sini adalah basisnya, jadi warganya wajar memenangkan suara dia, karena mereka biasanya solid,” ujarnya.
Sementara itu, setelah menyaksikan jalannya rekapitulasi, ia berharap tim penyelenggara bisa melakukan investigasi kejanggalan. Lantaran di sejumlah TPS tersebut hampir tidak ada surat suara yang rusak.
“Kami hari ini datang ke Binuang, melihat rekap sekaligus mendalami fakta kejanggalan, di mana ada sejumlah TPS yang misal jumlah 300 semuanya hadir dan memilih satu paslon saja. Nah hal itu menurut saya data statistik agak ke luar dari kemungkinan, jadi rasanya mustahil,” pungkasnya. (airlangga)
Editor : Akhmad