BANJARMASIN, klikkalsel.com – Puluha mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sanggar Titian Barantai Universitas Islam Kalimantan (Uniska) MAB turun ke jalan menggelar aksi menolak lupa tragedi ‘Jumat Kelabu’, Selasa (23/5/2023).
Insiden kelam yang terjadi tepat pada 26 tahun silam itu selalu jadi sorotan publik, mengingat kejadian tersebut telah menimbulkan banyak korban jiwa.
Karena itu, hampir setiap tanggal 23 Mei UKM STB Uniska Banjarmasin selalu mengingatkan kejadian Jumat Kelabu tersebut dengan mengadakan teatrikal dan dang long march di sekitaran Jalan Pangeran Antasari serta Pangeran Samudra, tepatnya di kawasan Mitra Plaza dan Pasar Sudimampir.
Pantauan di lapangan, massa melakukan aksi long march dari Mitra Plaza, sambil membentangkan poster bertuliskan Tragedi 23 Mei.
Selain itu, mahasiswa pegiat seni ini juga menyuguhkan aksi teatrikal sebagai bentuk gambaran kejadian Jumat Kelabu 23 Mei 1997 silam.
Ketua Umum STB Uniska, Ahmad Mujahid Waridi mengatakan, aksi ini bertujuan untuk mengingatkan warga bahwa pernah terjadi kerusuhan besar di Kota Banjarmasin
“Sudah 26 tahun tahun kejadian itu terjadi dan kami berharap di Kota Banjarmasin tidak lagi terjadi hal-hal seperti itu,” ujarnya.
Baca Juga : Pramuka Uniska Gelar Sahur On The Road dan Bagikan Ratusan Nasi Bungkus
Baca Juga : Pemprov Kalsel Beri Penghargaan Kepada Perempuan Berjasa dan Berprestasi di Berbagai Bidang
Adapun makna dalam teatrikal tersebut, ialah memberikan gambaran kilas balik kejadian kelam tersebut terjadi.
“Lebih ke reka ulang adegan sebenarnya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, kata Ketua UKM STB Banjarmasin sebelum membuat konsep teatrikal tersebut pihaknya terlebih dahulu melakukan riset dari beberapa artikel.
Terlebih, tragedi 23 Mei 1997 dalam segi hukum juga masih abu-abu atau belum ada kejelasan.
Sementara untuk kesiapan dalam konsep teatrikal, UKM STB Uniska mengaku terbilang singkat karena hanya memerlukan naskah hafalan yang sederhana atau pendek.
Terlebih dari kegiatan ini, mengingat sebentar lagi musim Pemilu dan tragedi ini juga terjadi saat pemilu.
“Diharapkan agar tidak terulang lagi,” pungkasnya. (airlangga)
Editor: Abadi