BATULICIN, klikkalsel.com – Situs makam Raja Pagatan dan keluarganya serta pendiri Kota Pagatan, Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanah Bumbu terkesan kurang terawat, sehingga perlu mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu.
Pantauan kontributor media ini, kondisi pemakaman memang kurang terawat. Semak dan pepohonan menutupi lokasi pemakaman, terkhusus di makam para Raja.
Pemakaman para Raja ini terletak di sisi jalan menuju Desa Mattone, tersusun di dua hamparan di tepi jalan menuju desa tersebut.
Pada sisi pemakam sebelah timur berbatasan dengan tepi pantai Pagatan, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan jalan Desa Mattone.
“Dengan adanya situs makam Raja dan keluarga kerajaan, menunjukkan di Kota Pagatan pernah berdiri sebuah kerajaan yang merupakan cikal bakal lahirnya Kota Pagatan. Sayangnya situs bersejarah ini kurang terawat, sehingga perlu perhatian dan penanganan agar tidak rusak sia-sia,” ujar salah seorang warga bernama Hali.
Hali mengharapkan, dengan dibinanya makam para Raja ini setidaknya generasi muda sekarang dan akan datang bisa mengetahui bahwa di Kota Pagatan dulunya ada sebuah kerajaan.
Hali sangat menyayangkan jika makam para raja ini rusak begitu saja tanpa ada penanganan dan perhatian dari Pemerintah Daerah.
Terkait makam para raja itu dipertegas lagi oleh Andi S Jaya, salah satu keturunan keluarga Kerajaan Pagatan. Ia juga menegaskan, Raja Pagatan secara keseluruhan berjumlah 8 Raja.
Raja I bernama La Pangewa memerintah 1755-1800. Raja II La Palebi memerintah 1832-1838. Raja III adalah La Maliweng, memerintah dari 1838-1855.
Baca Juga : Iqbal Putra Tanah Bumbu Kini Sukses Membuka Lapangan Pekerjaan untuk Anak Muda
Baca Juga : Program SDSM di Tanah Bumbu Sukses Lahirkan Penghafal Al-Qur’an
Berikutnya Raja IV yakni Ratu Senggeng, memerintah 1855-1856. Raja V adalah La Matunru 1856-1863. Raja VI La Makkarau 1863-1871. Raja VII Andi Tangkung 1871-1893. Raja VIII yang terakhir adalah Andi Salo, memerintah 1893-1908.
“Ke-8 raja inilah yang memerintah di zamannya. Tak hanya para raja, di pemakaman itu juga dikubur pendiri sekaligus perintis Kota Pagatan sebelum kerajaan berdiri, yakni Poeanna Dekke,” sebut Andi S Jaya.
Nah, terkait kondisi makam, berdasarkan arsip keluarga, sebutnya, sebelum Indonesia merdeka atau 1941, makam pernah terbakar akibat kemarau panjang di sàat itu.
“Lokasi pemakaman sempat terbakar sehingga kondisinya ada yang rusak dan tidak terawat,” ungkap Andi.
Selain menerangkan urutan raja yang memerintah, Andi S Jaya juga memperlihatkan sejumlah berkas serta tulisan kerajaan yang sudah terarsipkan dan dijaga keasliannya, serta stempel kerajaan.
Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Olahraga Kabupaten Tanah Bumbu, H Syamsudin saat ditanya soal makam para Raja dan keluarga Kerajaan Pagatan mengakui sudah mendapat instruksi dari Bupati Tanah Bumbu untuk mencari dan membersihkan area pemakaman.
“Saya memang sudah diperintah Pak Bupati terkait hal ini. Hari ini mulai kita bersihkan,” ungkap H Syamsudin.
Dia mengungkapkan, pihaknya akan membangunkan pagar, paving, serta kubah untuk melindungi makam dari kontak langsung dengan cuaca.
Tujuannya untuk menjaga serta melestarikan situs peningalan bersejarah ini agar tetap terpelihara.
“Kubah yang akan dibangun nantinya memperlihatkan nuansa dan estetika kerajaan, sehingga bisa dijadikan objek wisata religius,” pungkasnya.(adv/rini)
Editor : Amran