BANJARMASIN, klikkalsel.com – Mantan calon Wali Kota Banjarmasin Pilkada 2020, Ananda yang merupakan kader Partai Golkar sempat melempar isu tersirat bakal pindah ke partai lain. Hal tersebut mengemuka di akun instagramnya (hj.ananda), hal itu terlihat pada postingan foto disertai caption atau keterangan yang menampilkan Ananda berpakaian kebaya merah.
“Ada aja nang beistilah betakun, kenapa wahini jar ketuju pakai baju warna habang atau kerudung habang? Pindah ke habang kah jar?” tulis Ananda di Instagramnya, 28 Desember lalu 2021 lalu.
Dikonfirmasi awak media, Ananda masih irit bicara terkait isu tersebut. Dia hanya menyikapi santai.
“Tunggu aja lah,” tulisnya disertai emoticon tertawa saat dihubungi via WhatsApp, akhir pekan tadi, (8/1/ 2022).
Seperti diketahui, partai politik yang lekat dengan warna merah adalah PDI-Perjuangan.
Dilihat pada postingan Ananda lainnya terlihat yang bersangkutan mendampingi Wakil Ketua DPRD Kalsel Muhammad Syarifuddin atau akrab disapa Bang Dhin yang merupakan Sekretaris DPD PDI Perjuangan Kalsel dalam kegiatan sosialisasi/penyebarluasan Perda.
Dalam agenda itu, Ananda sebagai salah salah satu pembicara dengan tema Tokoh Wanita Inspiratif Kalsel. Sementara itu, Bang Dhin saat dikonfirmasi awak media, hanya balik bertanya terkait isu Ananda tersebut.
“Ujar siapa,” tulis Bang Dhin saat dikonfirmasi lewat WhatsApp, Senin (10/1/2022).
Baca Juga : Golkar se Kota Banjarmasin Gelar Pendidikan Politik
Sementara itu, berdasarkan kaca mata pengamat politik soal kader yang berpindah partai atau ganti seragam adalah hal yang lumrah. Misal, Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina yang sebelumnya merupakan kader PKS, kini telah menjadi kader Partai Demokrat dengan jabatan Ketua DPD Kalsel.
“Konteks sekarang, apalagi menjelang Pemilu 2024 dan memang undang-undangnya memungkinkan jadi tidak menutup kemungkinan juga. Bisa jadi yang bersangkutan pindah ke PDIP,” sebut pengamat politik dari UIN Antasari, Ani Cahyadi.
Dia mengungkapkan, partai politik selalu melihat peluang dan elektabilitas untuk meraup suara demi memenangkan pemilu. Sebab itu, tokoh atau figur potensial menjadi incaran partai politik untuk direkrut.
“Ke depannya, bukan hanya comot sana sini tetapi juga bagaimana mana pengkaderan itu jalan. Jadi orang yang merasa asam garam di PDIP digodok betul melalui sekolah kader itu sehingga pada akhirnya dia muncul menjadi figur pemimpin yang tahu betul kondisi di dalam,” pungkasnya. (rizqon)
Editor: Abadi