MARTAPURA, klikkalsel.com – Ikatan Pelukis Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar arisan melukis di Kota Santri, Martapura, Kabupaten Banjar, Sabtu (19/10/2024) siang.
Walau sempat diguyur hujan, acara arisan lukis yang berlangsung di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Ratu Zalecha itu dihadiri belasan para pelukis dari berbagai daerah, dari kalangan remaja hingga dewasa.
Pamuji Waluyo (35) salah seorang pelukis realis mengatakan kegiatan tersebut dilakukan pihaknya setiap satu bulan mengunjungi daerah dengan sistem one the spot (OTS) untuk berkumpul melukis barsama di suatu tempat .
“Untuk tema kita biasanya melukis model atau pemandangan, dan lain sebagainya,” ujarnya.
Baca Juga Pekan Sosialisasi Pilkada, KPU Banjarmasin Gelar Pentas Seni Budaya Banjar
Baca Juga Polda Kalsel Musnahkan Sabu dan Ekstasi Jaringan Internasional Senilai 62 Miliar Lebih
Lelaki yang telah menggeluti dunia lukis selama 4 tahun ini mengatakan, perkumpulan ini telah beranggotakan 90 orang lebih, yang terdiri dari berbagai daerah di Kalsel.
Pada kegiatan ini, para pelukis menuangkan inspirasi mereka di kanfas baik dengan pewarna cat, atau hanya sekadar arsiran pensil menggambarkan suasana RTH Ratu Zalecha.
Dalam kegiatan itu, Pamuji menuangkan kreativitasnya di atas kanfas melukis sosok Presiden Republik Indonesia terpilih, Prabowo Subianto yang merupakan sosok dikagumi dan dibanggakannya.
“Beliau sosok yang panutan saya, dalam melukis beliau ini saya membutuhkan waktu 2 hari dari proses membuat mal hingga pewarna-an dan gradasi agar menyerupai aslinya,” ungkapnya.
Namun sayangnya, dunia lukis di Kalimantan Selatan untuk generasi mudanya tidak banyak peminat. Hal tersebut diucapkan Pamuji dengan melihat di daerah lain, seperti Pulau Jawa dan Bali.
“Kita di Kalimantan ini mencari generasi penerus seni lukis ini, jadi dengan kita menggelar arisan seperti ini juga untuk memperkenalkan kepada generasi muda dan membangkitkan niat mereka untuk belajar budaya kita,” ucapnya.
Faktor penyebab kurangnya generasi muda berminat adalah Skil, dimana pelukis biasanya adalah faktor keturunan darah seni, serta tidak adanya sekolah lukis di Kalsel.
“Kalau di daerah luar itu ada sekolah lukis, jadi mereka bisa menggali ilmu di sana, tapi di Kalsel tidak ada, jadi kita memperkenalkan-nya dengan terjun ke lapangan seperti ini,” tandasnya.(Mada)
Editor : Amran