MARABAHAN, klikkalsel.com – Kelompok Nelayan Peduli Lingkungan (KNPL) Muara Kanoco Kabupaten Barito Kuala (Batola), kini memiliki unit usaha baru, yaitu kelotok wisata.
Sebuah usaha jasa angkutan susur sungai di kawasan hutan mangrove rambai, bermitra dengan Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI).
“Kami sangat senang dibina SBI untuk mengembangkan usaha wisata mangrove rambai, sebagai pemandu wisata, sekaligus penyedia jasa kelotok untuk susur sungai di kawasan Hutan Mangrove Rambai yang tersisa di kampung kami,” jelas Arbain, Ketua KNPL Muara Kanoco.
Ia mengatakan, kegiatan jasa pemandu wisata dan penyewaan kelotok tersebut, telah dapat meningkatkan penghasilannya di samping sebagai nelayan sungai.
Untuk itu ia sangat berterimakasih dengan Amalia Rezeki, Ketua SBI yang telah bersedia membina KNPL hingga menjadi kelompok yang lebih maju.
Sementara itu, Amalia Rezeki menjelaskan, SBI memiliki program unggulan, salah satunya pemberdayaan masyarakat nelayan.
Adapun tujuannya untuk meningkatkan pemahaman terhadap pentingnya memelihara lingkungan dan peningkatan ekonomi masyrakat, melalui penyedia jasa pemandu wisata dan kelotok wisata. Karena kawasan mangrove rambai memiliki potensi wisata alam.
“Melalui kemitraan dengan Kelompok nelayan, kami mencoba mengenalkan jasa pemandu wisata serta penyedia jasa klotok wisata, bagi wisatawan minat khusus untuk melakukan susur sungai dikawasan hutan Mangrove Rambai hingga ke Stasiun Riset Bekantan, yang kaya akan keragaman flora dan fauna khas lahan basah,” tutur Amalia Rezeki
Menurut Amel sebutan akrab dosen biologi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini, sebenarnya usaha jasa penyedia kelotok ini sudah lama dikenalkan kepada masyarakat nelayan setempat, ketika ia menerima tamu dari mahasiswa Universitas New Castle – Australia pada juli 2018 lalu. Saat itu sekitar 30 mahasiswa menyewa kelotok nelayan untuk susur sungai sekaligus observasi satwa liar khas lahan basah di kawasan stasiun riset Bekantan.
Melihat potensi yang cukup tinggi bagi peningkatan ekonomi masyarakat, khususnya bagi kelompok nelayan. Maka SBI mencoba menggandeng kelompok nelayan setempat yang bersedia menjadi penyedia jasa pemandu wisata dan jasa klotok untuk kegiatan wisata susur sungai. Adapun kelotok yang digunakan adalah kelotok kecil yang sehari-hari biasa dipakai untuk mencari ikan, namun sudah dicat dan ditata yang bagus.
Kemudian diberikan pelatihan tentang tata cara menerima dan mengatar wisatawan, khususnya wisatawan asing. Di samping itu diberi bekal pengetahuan tentang flora serta fauna khas lahan basah. Dan yang terpenting tentang safety bagi penumpang perahu klotoknya.
Disamping usaha jasa pemandu wisata dan klotok wisata. Ke depan SBI akan juga membina istri nelayan setempat untuk membuat produk olahan, baik dari ikan maupun buah rambai, dalam rangka meningkatkan perekonomian mereka.
Untuk kegiatan ini SBI didukung oleh PT. Pertamina (Persero) Integrated Terminal Banjarmasin.(muhammad)
Editor : Akhmad