MARTAPURA, klikkkalsel.com – Respon tokoh agama di Martapura, Kabupaten Banjar terus mengemuka terkait pernyataan calon Gubernur Kalsel, H Denny Indrayana yang membawa nama ulama Kharismatik, Abah Guru Sekumpul.
Para tokoh agama mengaku keberatan atas pernyataan Denny Indrayana menuding sebagian masyarakat melakukan praktik politik uang dengan membawa-bawa nama ulama kharismatik KH Muhammad Zaini Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul.
Hal itu diungkapkan Denny menjelang pelaksanaan pemungutan suara ulang (PSU) Pilgub Kalsel tinggal hitungan hari menuju 9 Juni mendatang di 7 kecamatan.
Imbas pernyataan Denny Indrayana tidak berdasarkan bukti valid, sehingga menuai respon tokoh agama khususnya di Martapura yang termasuk kecamatan yang dilakukan PSU.
Pernyataan Denny itu disampaikan secara terbuka saat menjadi pembicara utama dalam diskusi ‘Demokrasi dalam Cengkeraman Oligarki’ yang digelar secara daring dan berpusat di Jakarta, Minggu (2/5/2021) lalu.
“Memang kebiasaan membeli suara bahwa di wilayah yang sangat agamis di sini ada namanya Kota Martapura. Di kota itu ada seorang ulama yang sangat dihormati di Kalimantan Selatan yang haulnya diperingati orang sangat banyak, Abah Guru Sekumpul membahasakan tentang anti politik uang pun di Martapura dan di beberapa wilayah lain di Kalimantan Selatan praktik jual beli suara itu sangat jamak terjadi,” ujar Denny dalam video yang viral di media sosial.
Dalam video itu, Denny juga menyebut 70 persen kecenderungan warga memilih dalam pemilu karena uang. Pernyataan Denny itu menuai respon para ulama, habaib, guru, dan bahkan masyarakat secara serentak menyatakan keberatan atas maneuver politik Denny membawa-bawa nama Abah Guru Sekumpul untuk membenarkan tudingannya bahwa 70 persen warga Banjar pelaku politik uang.
“Saya sangat-sangat kecewa dan keberatan dengan sikap Denny Indrayana yang merendahkan masyarakat Kabupaten Banjar dan khususnya Martapura sebagai Kota Serambi Mekah. Dengan ini saya menyatakan bakal menjaga kehormatan para habaib dan ulama kami, karena mereka panutan kami. Serta akan menjaga Martapura dari sikap-sikap orang-orang yang tidak bertanggungjawab dan memanfaatkan keadaan seperti ini,” tegas Habib Muhammad bin Hasan Bahasyim, di Martapura, Senin (31/5/2021).
Hal senada disampaikan Habib Umar bin Hasan Bahasyim.
“Kami sebaga warga Martapura Kabupaten Banjar keberatan dengan Denny Indrayana dan timnya yang menyebar stiker bertulis ambil uangnya jangan pilih orangnya, karena stiker itu berarti anjuran kepada masyarakat agar tidak memilih. Menurut saya, masyarakat Banjar justru jangan sampai golput. Kita justru harus memilih dan tetap pergunakan hak suara dengan ikut mencoblos,” imbau Habib Umar.
Bahkan Habib Umar secara pribadi menyatakan justru semakin tertantang untuk memenangkan Paman Birin gara-gara tudingan Denny bahwa 70 persen masyarakat Banjar pelaku politik uang.
“Kami warga Banjar, khususnya Martapura, bakal memilih Paman Birin bukan karena duitnya. Kita insya Allah memilih calon terbaik untuk kemajuan Kalsel,” tandas Habib Umar.
Pernyataan keberatan atas tudingan Denny juga disampaikan Guru Ahmad dari Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar.
“Ulun Guru Ahmad sebagai warga Kecamatan Mataraman dan ulun murid Abah Guru Sekumpul, sangat keberatan dan tidak terima atas pernyataan Denny yang mengatakan bahwa masyarakat Kabupaten Banjar 70 persen menjual suara atau pelaku money politics. Kami bakal tetap memilih Paman Birin meski tanpa uang. Mudah-mudahan dengan berkat Abah Guru Sekumpul, Paman Birin menang,” doa Guru Ahmad.
Ungkapan tidak terima atas tudingan Denny dari Mataraman juga disampaikan Haji Ahmad Sadzali.
“Ulun Haji Ahmad Sadzali dan masyarakat Mataraman selaku murid Abah Guru Sekumpul, sangat keberatan dan tidak terima dengan pernyatan Denny Indryana yang mengatakan 70 persen masyarakat Banjar menjual suara atau pelaku money politics dalam pemilihan Gubernur Kalsel. Untuk itu kami insya Allah justru akan mendukung Paman Birin tanpa politik uang atau money politics,” tegas Haji Ahmad Sadzali.
Pernyataan keberataan juga muncul dari Kecamatan Astambul.
“Ulun atas nama Guru Haji Udin bin Haji Muhammad Yusuf, warga Astambul yang juga murid Abah Guru Sekumpul, keberatan atas perkataan Denny bahwa 70 persen masyarakat Banjar penjual suara. Kami justru akan memilih Paman Birin meski tanpa uang!” kata Guru Haji Udin.
Pernyataan ramai-ramai dari masyarakat menentang Denny pun beredar viral di medsos.
“Kami sebagai warga Kabupaten Banjar, para muhibin, habaib dan ulama sangat kecewa dengan pernyataan Denny Indrayana atas tudingan 70 persen warga Banjar memilih karena uang. Itu sangat tidak benar! Tidak akan mengurangi niat dan hati nurani kami untuk memilih Paman Birin,” begitu pernyataan sikap masyarakat.
Bahkan maneuver Denny membawa-bawa nama Abah Guru Sekumpul dinilai telah merusak nama baik ulama kharismatik yang karomahnya sangat dihormati masyarakat Banjar dan bahkan Kalsel tersebut.
“Kami masyarakat Martapura sangat-sangat keberatan atas pernyatan saudara Denny Indrayana yang membawa nama-nama Abah Guru Sekumpul untuk menuding politik uang. Sebab itulah kami tidak terima dengan tudingan Denny bahwa 70% warga Martapura pelaku politik uang. Pernyataan Denny merusak nama baik masyarakat Martapura, khususnya nama baik Guru Besar Martapura yang sangat kami hormati. Sekali lagi kami memilih bukan karena uang!” tegas masyarakat Martapura.
Sementara itu, terbaru Denny Indrayana saat jumpa pers di rumahnya Gang Purnama, Banjarbaru, Minggu (30/5/2021), justru membantah bahwa dirinya telah mendiskreditkan ulama kharismatik Kalimantan Selatan, Abah Guru Sekumpul. Hal lain yang disampaikan Haji Denny, terkait masifnya pelintiran statemen H2D yang seakan mendiskreditkan ulama dengan menolak politik uang.
“Justru apa yang diperjuangkan H2D justru melaksanakan apa yang diajarkan oleh para guru, ulama dan habaib yang sama sama kita muliakan,” jelasnya.
Sekadar diketahui, putusan MK lalu pada Maret lalu memerintahkan 7 kecamatan harus menggelar PSU. 7 kecamatan itu adalah Kecamatan Banjarmasin Selatan (Kota Banjarmasin), Kecamatan Sambung Makmur, Kecamatan Aluh-aluh, Kecamatan Martapura, Kecamatan Mataraman, dan Kecamatan Astambul (Kabupaten Banjar) dan Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin.
Total TPS dari 7 kecamatan tersebut adalah sebanyak 827 TPS. Kabupaten Banjar zona tergemuk dengan jumlah 502 TPS, selanjutnya Kota Banjarmasin 301 TPS dan Kabupaten Tapin 24 TPS.(rizqon)
Editor : Amran