BANJARBARU, klikkalsel – Tablig Akbar sekaligus Dakwah Ilmiah se Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan tema Urgensi Tasaw’wuf dalam Pembinaan Watak dan Karakter Manusia dilaksanakan di Asrama Haji Jalan Landasan Ulin Timur Kota Banjarbaru, Rabu (20/11/2019).
Ratusan jama’ah dari berbagai wilayah Kalsel tampak khusuk mendengarkan dakwah dari Ulama asal Tarim negara Yaman, Alhab Musa Kadzim bin Ja’far As Sagaf Ba’alawi, yang diterjemahkan langsung penerjemah bahasa Indonesia.
Mewaliki Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor, Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Fathurrahman menyampaikan salam Gubernur Kalsel kepada semua yang hadir dalam dakwah Al-Muwasholah Kalsel dan meminta maaf karena tak bisa berhadir.
“Dengan adanya kegiatan ini, Pak Gubernur Sahbirin Noor berharap ibadah, keimanan dan ketaqwaan kita semoga semakin bertambah,” ucapnya.
Pemprov Kalsel sangat mendukung kegiatan dakwah ilmiah yang diselenggarakan Al-Muwasholah Kalsel, serta kegiatan keagamaan lain bernuansa Islam.
“Sangat Bersyukur bahwa masyarakat sangat antusias ketika berkaitan dengan kegiatan keagamaan bernuansa islami di Kalsel, salah satunya adalah sekarang. Kita selalu mendukung kegiatan ini dan terus mendorong masyarakat dalam kegiatan syiar Islam,” ujarnya.
Bagi dia, membangun suatu daerah yang masyarakat di dalamnya makmur sejahtera bukan hanya ditopang dari pembangunan fisik, perekonomian, serta insfrasruktur yang hebat. Tetapi juga membangun mental spiritual masyarakat untuk lebih menjadi baik lagi.
“Maka dari itu sebagai mana misi kami mengembangkan sumberdaya yang agamis, sehat, cerdas adalah salah satu dari sekian banyak yang harus kita perhatikan,” imbuhnya.
Dalam dakwahnya, Alhab Musa Kadzim menjelaskan tentang tasawuf dengan membersihkan jiwa, dan selamatnya hati dari segala penyakitnya itulah roh tasawuf. “Bukan hanya sekedar penampilan, bukan hanya sekedar membaca dzikir ataupun wirid tetapi hatinya rusak,†sebutnya.
Ia berpesan, meskipun belajar ilmu tasawuf, jangan sampai lupa dan meninggalkan shalat, karena shalat merupakan hal yang paling utama atau wajib hukumnya. “Jika meninggalkan shalat, itu sangat keliru,†tekannya. (nuha)