BANJARMASIN, klikkalsel – Keberhasilan Indonesia membangun perkebunan kelapa sawit menjadikan Indonesia sebagai produsen terbesar minyak sawit dunia.
Dibalik itu, ternyata masih ada pro dan kontra terhadap perkebunan sawit. Sehingga PWI Kalsel menggelar Workshop Jurnalistik Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dengan tema “Jurnalis Menguak Fakta di Balik Industri Kelapa Sawit”, di Swissbel Hotel, Rabu (20/12/2017).
Ketua PWI Kalsel Zaenal Helmi mengatakan pentingnya peranan pers memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pro kontra perkebunan kelapa sawit.
“Kegiatan seperti ini dirasa sangat tepat untuk mengedukasi pekerja pers sebelum memberikan informasi ke publik tentang persoalan kebun sawit,” ujarnya.
Sementara itu Direktur Eksekutif Palms Oil Agribusiness Strategic Policy Institut Dr Ir Tungkot Sipayung membeberkan, saat ini terjadi persaingan tidak sehat antara produksi minyak sawit dengan minyak nabati.
Ironisnya, ungkapnya, mengangkat isu-isu sosial, kesehatan, ekonomi dan lingkungan sebagai tema kampanye hitam.
Tungkot menyebutkan, data 2015 sebanyak 41 persen perkebunan kelapa sawit merupakan milik rakyat, 6 persen milik negara, dan 53 persen milik swasta.
“Jumlah tersebut meningkat dibanding periode tahun 1990-an, dimana perkebunan kelapa sawit yang melibatkan rakyat hanya 26 persen,” kata Tungkot.
Meski pertumbuhannya meningkat signifikan, Tungkot membantah, perkebunan kelapa sawit merupakan pemicu utama konversi hutan di Kalimantan.
Ia menyatakan, data sejarah konversi mengungkapkan, pada tahun 1950-an, luas hutan di Kalimantan mencapai 51,4 juta hektare. Dan, dalam kurun waktu 1950-1985, luas konversi hutan menjadi non hutan mencapai 13,1 juta hektare.
Sementara, lanjutnya, luas perkebunan kelapa sawit pada periode yang sama hanya 0,04 juta hektare atau hanya 0,1 persen dari luas konversi itu.
Pada kurun waktu 1985-2000, bebernya, konversi hutan menjadi non hutan di Kalimantan, meningkat menjadi 20,2 juta hektare.
“Pada periode yang sama luas perkebunan kelapa sawit di Kalsel baru mencapai 0,8 juta hektare atau hanya sekitar 3 persen dari akumulasi konversi tersebut,” katanya.
Sementara itu, penasehat Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kalsel A Yuliadi mengatakan, saat ini luasan perkebunan kelapa sawit di Kalsel sekitar 410 ribu hektare, dimana sekitar 80 ribu hektare dikelola masyarakat, dan sisanya oleh swasta.
Workshop ini juga menghadirkan pembicara Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Dr Ir Gusti Rusmayadi, dan Pemred Warta Ekonomi M Ihsan yang juga merupakan Bendahara Umum PWI Pusat.(david)
Editor : Farid