BANJARMASIN, klikkalsel.com – Ramadan merupakan bulan mulia, karena terdapat banyak keutamaan dan kemuliaan menjalankan ibadah saat Ramadan, terutama puasa dan ibadah wajib lainnya.
Lantas mengapa menjalankan ibadah puasa termasuk sahur menjadi penting saat Ramadan? Berikut ulasan Kepala Kanwil Kemenag Kalsel HM Tambrin.
Ia mengutip surah QS. Al Baqarah: 183 yang berbunyi “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kalian bertaqwa”.
“Ayat tersebutlah yang menunjukkan panggilan puasa kepada orang-orang yang beriman. Dan dengan keimanannya itulah seseorang bisa berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang yang terdahulu agar menjadi orang yang bertakwa,” katanya.
Menurutnya, puasa tidak hanya untuk menjalankan kewajiban sebagai seorang muslim, tapi juga untuk memperbaiki jiwa dan menata hati, agar menjadi lebih peka dan lembut.
Mengingat, tujuan puasa selain menahan diri dari memperturutkan keinginan nafsu secara lahir, juga harus menahan nafsu batin.
“Dan, itu tidak hanya sekedar menahan diri dari makan dan minum saja. Namun, juga dari memandang segala apa yang diharamkan, mempergunjingkan orang lain, mengadu-domba dan berdusta. Semua itu dapat membatalkan nilai dan pahala puasa,” ujarnya.
Tambrin juga menuturkan, tingkatan puasa menurut Imam Ghazali.
Pertama puasa orang awam atau puasa yang hanya menahan lapar dan haus. Kemudian puasa orang khusus, atau puasanya lebih dari sekedar menahan lapar dan haus tetapi juga berpuasa lisan, penglihatan, pendengaran dan sejenisnya. Berikutnya adalah puasa super khusus, yang mana berpuasa juga menahan hati dari keragu-raguan.
Baca Juga : 7 Tips Sehat Saat Berpuasa
Baca Juga : Gunakan Motor Matic Jamilah Bagikan Makanan Gratis Untuk Berbuka Puasa
Kemudian orang yang berpuasa wajib meninggalkan semua perbuatan yang diharamkan agama dan dianjurkan untuk memperbanyak melakukan ketaatan serta memperbanyak membaca Al Qur’an.
Selanjutnya, Tambrin menyampaikan Syarat sah puasa, yakni beragama Islam, baligh, berakal, muqim (tidak sedang safar), suci dari haid dan nifas, mampu berpuasa dan niat.
Oleh karena itu, ia menganjurkan kepada para orang tua untuk mengajarkan anak-anaknya untuk berpuasa.
“Kepada anak-anak yang belum baligh ajarkan untuk berpuasa, kita dorong anak-anak kita untuk berpuasa sehingga mereka bisa beradaptasi dan menyesuaikan pada saat dia baligh nanti,” ajaknya
Tambrin juga menyebut, orang yang mendapati bersahur adalah mendapati keberkahan dan sunnah.
Pun begitu, dengan kekuatan iman seseorang dengan niat makai akan mampu berpuasa walaupun tanpa bersahur.
Lebih lanjut Tambrin menyampaikan sunnah- sunnah ketika berpuasa, di antaranya yang berkaitan dengan sunnah berbuka puasa dan menyegerakannya. Juga berbuka dengan yang manis (kurma) dan berdoa.
Kemudian sunnah berkenaan dengan sahur diantaranya dengan mengakhirkan makan sahur.
“Islam itu didirikan dengan lima perkara yaitu bersyahadat kepada Allah, tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah, kemudian mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, melaksanakan puasa di bulan Ramadan dan yang terakhir adalah yang mampu melaksanakan ibadah haji,” pungkasnya. (azka)
Editor : Akhmad