Pemprov Kalsel Mulai Produksi Albumin Ikan Haruan

Ikan Haruan sumber daya lokal Kalsel yang memiliki nilai tambah produk untuk menunjang perekonomian daerah.

BANJARBARU, klikkalsel.com – Pemprov Kalsel melirik potensi pengembangan sumber daya lokal ikan gabus atau haruan yang memiliki nilai tambah produk perikanan. Melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) mulai dilakukan produksi albumin ikan gabus yang mengandung protein tinggi untuk menjaga kesehatan.

Pengembangan albumin ikan haruan saat ini telah dilakukan dalam skala kecil. Kepala Dislutkan Kalsel, Rusdi Hartono pengembangan albumin ikan haruan dilakukan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pengolahan Makanan Hasil Perikanan (BPMHP).

Meskipun saat ini produksi albumin ikan haruan masih terbatas, menurut Rusdi yang merupakan alumni Fakultas Perikanan ULM, hasil yang diperoleh cukup menjanjikan.

“Kami sudah mencoba mengolah ikan haruan menjadi albumin, dan dari 10 kilogram ikan haruan, kami bisa menghasilkan antara 1 hingga 1,5 liter albumin,” ucapnya, Rabu (9/4/2025).

Selain itu, Dislutkan Kalsel juga melakukan pengembangan komoditas lain yaitu ikan peda. Dari 10 kilogram ikan peda dapat diproduksi 1,4 liter albumin.

Baca Juga : Pastikan Tak Ada Yang Bolos, Kantor-kantor SKPD Jadi Sasaran Sidak Pj Sekdaprov Kalsel

Baca Juga : Ketua PWI Kalsel: Kasus Juwita Harus Dikawal, Jangan Sampai Pelaku Lolos dari Hukuman Berat

Meski pun harga ikan peda lebih ekonomis, Rusdi menegaskan bahwa sesuai dengan arahan Gubernur, pengembangan albumin akan difokuskan pada ikan lokal, khususnya ikan haruan. Hal ini sejalan dengan upaya untuk memaksimalkan potensi sumber daya perikanan lokal Kalimantan Selatan.

“Dengan arahan dari Gubernur, kami memutuskan untuk fokus pada pengembangan ikan haruan. Budidaya ikan haruan sendiri kami pusatkan di UPT Perikanan Budidaya Kesehatan Lingkungan di Bincau, Kabupaten Banjar, karena di sana terdapat banyak kolam yang siap digunakan untuk pembibitan, indukan, serta pembesaran ikan,” jelasnya.

Rusdi Hartono menambahkan meskipun produksi albumin saat ini masih dalam skala kecil dan menggunakan metode tradisional, pihaknya berencana untuk memperluas pemasaran produk albumin ini.

“Ke depannya, albumin yang diproduksi akan kami pasarkan ke apotek dan pasar lainnya. Namun, untuk saat ini, produksi albumin masih terbatas untuk kalangan tertentu, mengingat alat dan proses pembuatannya yang masih sederhana,” pungkasnya. (rizqon)

Editor: Abadi