BANJARBARU, klikkalsel.com – Program swasembada pangan yang menjadi prioritas Presiden Prabowo Subianto, turut menjadi atensi Pemprov Kalsel guna menyukseskan proyeksi besar tersebut.
Dalam hal ini Pemprov Kalsel berupaya melakukan Optimasi Lahan dan Tumpang Sisip dengan melibatkan pihak Kementerian Pertanian, para kepala dinas pertanian di 13 kabupaten/ kota se- Kalsel, pengusaha kelapa sawit, dan mitra terkait lainnya.
Plh Gubernur Kalsel Roy Rizali Anwar menerangkan optimasi lahan merupakan langkah untuk meningkatkan produktivitas dan Indeks Pertanaman (IP) melalui berbagai cara, seperti menyediakan sarana produksi pupuk dan kapur, membantu pengolahan tanah, dan menerapkan teknologi.
Dia mengingatkan, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam optimasi lahan tersebut. Misalnya kegiatan konstruksi, materialnya harus tersedia di lapangan dan melakukan antisipasi agar tidak terjadi keterlambatan pengerjaan.
Sedangkan soal tumpang sisip padi gogo di perkebunan sawit, sebutnya masih banyak kendala. Hal ini, dikatakannya perlu pendataan yang lebih riil tentang kondisi lahan yang bisa dioptimalkan.
Sedangkan terkait kebutuhan traktor roda empat yang paling dibutuhkan, karena bantuan pusat traktor roda dua yang kurang sesuai dengan kondisi lahan.
“Pihak kementerian pertanian bisa mempertimbangkan masalah ini,” harapnya di sela rapat koordinasi bersama stakeholder yang mana turut dihadiri Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian Komjen Setyo Budiyanto dan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian, Idha Widi Arsanti, di Ruang Rapat H Aberani Sulaiman Kantor Gubernur Kalse, Banjarbaru, Kamis (14/11/2024).
Baca Juga : Mendadak! Paman Birin Pamit Mundur Dari Jabatan Gubernur Kalsel
Dalam rakor itu, Irjen Kementerian Pertanian Komjen, Setyo Budiyanto menyoroti beberapa hal terkait pelaksanaan optimasi lahan dan tumpang sisip di Kalsel dan menanyakan kendala-kendala kepala pihak pemerintah kabupaten yang capaiannya masih rendah, seperti Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) dan Barito Kuala.
Setyo mengingatkan, masalah swasembada pangan sudah menjadi perhatian khusus atau program prioritas Presiden Prabowo Subianto. Sehingga apa yang menjadi masalah dalam pekerjaan, tugas kepala dinas terkait untuk menyelesaikannya.
Mengingat waktu yang pendek, ia meminta semua pihak terkait untuk melakukan penertiban dan koordinasi bila dianggap perlu.
“Tangung jawab yang diberikan, mari kita tuntaskan,” tandasnya.
Sementara itu Plh. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Kalsel, Imam Subarkah menyampaikan beberapa terkait olah tanah optimasi lahan rawa dan tumpang sisip yang tersebar di delapan kabupaten se-Kalsel, dengan ditarget awal 46.300 hektare. Namun tersedia lahan yang bisa dimanfaatkan seluas 41.829 hektare dan sampai sekarang tergarap sekitar 75,56 persen.
Sisanya diselesaikan hingga akhir Nopember 2024 yang melibatkan pihak PT Surya Mataram Sakti, PT Bara Jaya Mulia, dan Politeknik Negeri Banjarmasin ini.
Hal lainnya berkaitan dengan progres proyek pompanisasi, irigasi perpompaan, irigasi perpipaan, bantuan alat mesin pertanian berupa traktor bajak dan traktor rotari sebagai penunjang utama optimasi lahan.
“Terkait proyek tumpang sisip, dilaporkan bahwa banyak daerah yang kurang cocok dengan tanam jenis padi gogo, sehingga sulit mencapai target. Sehingga total capaian saat ini baru sekitar 20 persen, termasuk kurangnya bibit yang menyebabkan target sulit terpenuhi,” pungkasnya. (rizqon)
Editor: Abadi