BANJARMASIN, klikkalsel.com – Daya tampung TPA Basirih sudah tak memadai, sehingga pemerintah diharapkan bisa mengurangi produksi sampah di Banjarmasin.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Banjarmasin Afrizaldi menyatakan, salah satunya pemerintah harus bisa mengurangi produksi sampah kertas.
“Karena sampah kertas paling banyak dihasilkan pemerintah sendiri,” ujarnya usai rapat dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarmasin, di DPRD Banjarmasin, Rabu (4/1/2023).
Menurutnya, pemerintah harus memiliki solusi mengurangi sampah kertas dari berbagai pembuatan dokumen surat menyurat, arsip dan lainnya.
“Saat ini kan sudah zaman digitalisasi, harusnya itu bisa diwujudkan maksimal dalam administrasi surat menyurat, dokumen, arsip dan lainnya,” kata Afrizal.
Apalagi, lanjut dia, Pemkot Banjarmasin sudah menerapkan program Smart City atau kota pintar dengan teknologi serba digital, harusnya sudah bisa beralih dan mengurangi sampah kertas itu.
“Ini tadi yang kita tekankan kepada Pemko melalui DLH, harus ada solusi dan bagaimana kita menangani sampah ini secara maksimal,” ucapnya.
Baca Juga Pemkab Tanbu Gandeng PT ITP Untuk Kelola Sampah Sebagai Bahan Bakar Alternatif
Baca Juga Volume Sampah di Banjarmasin Meningkat Pasca Perayaan Malam Tahun Baru
Afrizal juga menyoroti persoalan sampah nonorganik atau sampah plastik yang tidak begitu menunjukkan kemajuan penanganan.
“Memang sudah ada aturan tentang sampah plastik ini di kota kita, tapi baru menyasar toko moderen untuk tidak lagi ada kantong plastik bagi pembeli, tapi di pasar tradisional dan rumah tangga, tidak tersentuh aturan itu,” ucap Afrizal.
Padahal, lanjut dia, produksi sampah plastik terbanyak dari dua tempat itu, di mana ini harus jadi perhatian pemerintah kota untuk juga menanganinya dengan cepat, tepat dan maksimal.
Sementara itu, kata Afrizal, untuk persoalan penanganan sampah organik, pihaknya memberikan apresiasi bagi solusi yang dimiliki pemerintah kota.
“Pada tahun ini sampah organik itu sudah bisa dikelola dengan multi-manfaat, salah satunya untuk peternakan ulat maggot,” jelasnya.
“Selain jadi pupuk kompos dan lainnya, ini bagus,” tuturnya.
Sebab, lanjut dia, jika tidak dikelola dengan melakukan pemanfaatan atau daur ulang, penampungan sampah di TPA Basirih, juga cepat akan penuh, hingga Banjarmasin tidak ada lagi tempat akhir pembuangan sampah.
“Kan TPA Basirih tinggal beberapa tahun saja lagi penuh, jika tidak ada solusi untuk mengurangi pembuangannya ke sana,” tandasnya. (farid)
Editor : Amran