MARTAPURA, klikkalsel.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar melakukan panen bersama dengan Kelompok Tani Serasi Desa Sungai Batang, Kecamatan Martapura Barat, Selasa (05/11/2024).
Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Ikhwansyah mengatakan, Kegiatan panen tersebut juga sekaligus menjadi penutupan Sekolah Lapangan Iklim (SLI) yang bekerjasama dengan Dinas Pertania (Distan), serta Stasiun Klimatologi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang dimulai sejak Juli lalu.
“Kami sangat mengapresiasi kepada Distan Banjar dan Kelompok Tani Serasi atas terselenggaranya dan ikutserta dalam SLI, dari proses penanaman, perawatan hingga berhasil panen,” ujarnya mewakili Pjs Bupati Banjar Akhmad Fydayeen.
Ikwansyah mengatakan, perubahan iklim saat ini dapat mengakibatan perubaan pada hasil pertanian, baik dari segi kualitas hingga kuantitas yang dapat mengancam ketahanan pangan nasional.
“Maka dari itu SLI ini dapat menjadi solusi, adaptasi di sektor peranian,” ucapnya.
Selain itu, SLI juga diharapkan pihaknya agar petani dapat meningkatkan pengetahuan tentang iklim dan memiliki kemampuan mengantisipasi fenomena dalam aktivitas pertanian.
Baca Juga Musim Penghujan Tiba, Pemkab Banjar Gelar Apel Siaga Mitigasi Bencana
Sementara itu, para petani juga menyampiakan beberapa keluhan, seperti permasalahan klasik, di antaranya gangguan hama tikus dan burung. Serta dari Kelompok Tani mengharapkan mesih handtraktor.
Menyikapi permasalahan itu, Ikwansyah mengatakan, pihaknya akan menjadi perhatian pihaknnya terutama Distan Banjar untuk bisa menyikapi permasalahan pera petani. Untuk mesin heantraktor juga turut menjadi perhatian pihaknya.
“Isnya Allah dari Distan bisa memfasilitasi sepanjang tidak bertentangan dengan aturan,” ucapnya.
Sementara itu Kepala Distan, Warsita mengatakan, ada 1.200 hektar lahan yang akan ditanami dalam waktu dekat. serta 1 hektar menghasilkan 5,2 ton gabah, yang berbeda jika menggunakan tanaman Padi lokal yang hanya menghasilkan 3,5 ton.
Selain itu, mengingat dengan hama tikus, pihaknya dan burung yang jadi keluhan para petani dapat diatasi pihaknya, dengan obat yang bisa diatasi pada waktu tanam dilakukan secara bersamaan.
“Sekarang masih tanah terakhir, jadi konsekwensi hama ngumpul di sana, karena yang lain sudah panen,” jelasnya.
Sementara terkait dengan permintaan mesih handraktor oleh Poktan, memiliki beberapa persyaratan, seperti badan hukum.
“Jadi untuk alat itu, Poktan Desa Sungai Batang sudah mendapatkan, karena mereka sudah berbadan hukum, harus segera mengurus badan hukumnya nanti kita fasilitasi,” tandasnya. (Mada)
Editor: Abadi